CakapCakap – Cakap People! Umat Muslim di Indonesia dan Malaysia merayakan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021, untuk tahun kedua di tengah pandemi dan kekhawatiran infeksi COVID-19 yang muncul kembali.
Pemerintah dua negara mayoritas Muslim ini telah melarang warganya untuk pulang ke kampung halaman mereka dan melarang pertemuan massal di rumah.
Sebagian besar masjid dibuka di kedua negara tahun ini untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, tetapi dengan batasan ketat hanya beberapa lusin orang di dalamnya, karena kebutuhan untuk menjaga jarak secara fisik, melansir The Straits Times.
Di Indonesia, pemerintah menutup masjid di daerah berisiko tinggi untuk Idul Fitri.
Masjid yang ditutup antara lain Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta dan mampu menampung hingga 120.000 jemaah.
Tetapi banyak masjid lain di seluruh Indonesia, dibuka untuk menggelar shalat Idul Fitri.
“(Kami) sangat beruntung bisa shalat berjamaah tahun ini, saat kami tidak bisa melakukannya tahun lalu,” kata Tri Haryati Ningsih, 53, kepada Reuters di masjid Dian Al-Mahri di Depok.
Presiden Joko Widodo, yang tidak pulang ke kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah, melakukan shalat bersama anggota keluarga dan beberapa pembantunya di halaman depan Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis, 13 Mei 2021.
“Kita perlu bersabar dan menahan diri,” kata Presiden Jokowi sebelumnya di YouTube, merujuk pada warga yang mengunjungi keluarga mereka. “Ini memang berat tapi kita tidak punya pilihan. Kita harus memprioritaskan kesehatan dan keselamatan kita.”
Di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, puluhan orang hadir di Masjid Negara, masjid nasional, mengenakan pakaian Hari Raya yang penuh warna. Beberapa datang paling cepat pukul 06.30 pagi untuk shalat Idul Fitri pada pukul 08.00 pagi, tetapi sebagian besar ditolak dengan sopan oleh polisi.
Masjid Negara dapat menampung 15.000 orang, tetapi pemerintah Malaysia telah menyatakan bahwa hanya 50 orang yang bisa masuk karena adanya status Movement Control Order (MCO) nasional atau lockdown nasional selama 4 minggu, yang dimulai pada hari Rabu, 12 Mei 2021.
Pemerintah di seluruh dunia sangat waspada karena lonjakan kasus virus corona baru-baru ini, yang sebagian dipicu oleh varian yang menyebar lebih cepat.
Indonesia, negara terpadat di Asia Tenggara, telah melaporkan jumlah infeksi COVID-19 tertinggi – lebih dari 1,7 juta – dan jumlah kematian tertinggi, yaitu lebih dari 47.000 orang.
Kasus baru di Malaysia mencapai tertinggi tiga bulan, yaitu 4.855 pada Kamis, 13 Mei 2021, dengan jumlah total kasus mencapai 458.000.
Di Indonesia, meski ada larangan mudik, sebanyak 1,5 juta warga yang tinggal di Jabodetabek telah pulang ke kota asal mereka, survei Kementerian Perhubungan mengungkapkan.
Di Malaysia, ribuan warga di kota-kota besar mencoba menyelinap pulang ke kota asal mereka, namun dengan paksa polisi mengembalikan mereka.
Di daerah pedesaan, orang-orang yang sudah dua tahun tidak melihat anak dan cucu mereka yang bekerja mengeluhkan pembatasan tersebut.
“Kami harus memiliki banyak kesabaran meskipun terkadang kami menangis karena kami sangat merindukan anak dan cucu kami,” kata Mohd Daud Kalakhan, 75, dari kota Papar di Sabah, seperti dikutip oleh surat kabar Utusan Malaysia, Rabu.