CakapCakap – Cakap People! Aliansi vaksin – GAVI pada hari Kamis, 6 Mei 2021, menyambut baik dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk membebaskan hak kekayaan intelektual (intellectual property – IP) untuk vaksin COVID-19 dan juga mendesak Washington untuk membantu produsen mentransfer pengetahuan untuk meningkatkan produksi vaksin global.
GAVI – kelompok yang berbasis di Jenewa, yang bersama-sama memimpin program berbagi dosis vaksin, COVAX, dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menghadapi kendala pasokan utama setelah India menangguhkan ekspor vaksin karena epidemi utama COVID-19.
“Kami juga mengakui pentingnya komitmen pemerintahan (Biden) untuk bekerja menuju peningkatan produksi bahan mentah, yang akan berdampak langsung pada pengurangan kendala pasokan global saat ini,” katanya kepada Reuters dalam sebuah pernyataan.
“GAVI sekarang mendesak untuk kepentingan akses global yang adil, bahwa AS mendukung produsen untuk mentransfer tidak hanya IP tetapi juga pengetahuan dalam upaya untuk segera meningkatkan produksi global.”
Vaksin AstraZeneca, yang dibuat oleh Serum Institute of India, telah menjadi andalan COVAX sejauh ini. Fasilitas tersebut telah menyediakan 53 juta vaksin COVID-19 ke 121 negara dan yurisdiksi. Mereka bertujuan untuk memiliki 2 miliar dosis vaksin tersedia pada akhir 2021, setengahnya akan diberikan ke 92 negara berpenghasilan rendah.
“Gavi juga mendesak komunitas internasional untuk segera berbagi dosis dengan COVAX untuk membantu negara-negara yang paling terpukul oleh kendala pasokan global saat ini dan sangat membutuhkan untuk melindungi populasi mereka yang paling berisiko,” kata pernyataan itu.
COVID-19 Global
Virus corona baru yang menjadi penyebab penyakit COVID-19 ini telah menginfeksi lebih dari 155 juta orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 3,2 juta orang telah meninggal dunia usai terjangkit virus tersebut, saat artikel ini naik, berdasarkan data yang dihimpun oleh Worldometers.
AS masih menjadi negara dengan jumlah total kumulatif infeksi dan kematian COVID-19 tertinggi nomor satu di dunia, dengan telah melaporkan lebih dari 33 juta infeksi, lebih dari 593.000 kematian.
India menduduki posisi tertinggi kedua di dunia setelah AS untuk total kasus COVID-19, yaitu sebanyak lebih dari 21 juta. Sedangkan untuk angka kematian, telah tercatat total lebih dari 230.000 oranng.
Brasil melengkapi tiga besar dunia untuk total jumlah infeksi, yaitu mendekati 15 juta kasus. Brasil menjadi negara dengan angka kematian tertinggi kedua di dunia setelah AS, dengan telah mencatat sebanyak lebih dari 414.000 korban meninggal akibat COVID-19.