CakapCakap – Cakap People! Indonesia telah mencatat kasus pertama dari varian COVID-19 yang sangat menular yang pertama kali terdeteksi di India. Demikian disampaikan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, pada Senin, 3 Mei 2021, ketika pihak berwenang meminta masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan pulang kampung halaman mereka saat Hari Raya Idul Fitri.
“Ada dua mutasi baru yang masuk. Satu dari India, dengan dua insiden di Jakarta dan satu dari Afrika Selatan di Bali,” kata Budi dalam konferensi virtual, seperti dikutip Reuters.
Indonesia, yang berusaha menahan salah satu wabah COVID-19 terburuk di Asia Tenggara, telah berhenti mengeluarkan visa bulan lalu untuk orang asing yang telah berada di India dalam 14 hari sebelumnya.
Dua kasus varian India, yang dikenal sebagai B1617, ditemukan di Jakarta. Selain itu, Menkes mengatakan varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan juga terdeteksi di Bali.
“Kasus-kasus ini perlu kami tangani, sementara kasusnya masih sedikit,” kata Budi Gunadi Sadikin, dikutip Reuters.
Para ilmuwan sedang mempelajari apakah varian B1617 yang menjadi penyebab gelombang kedua infeksi India yang menghancurkan.
Varian tersebut sekarang telah mencapai setidaknya 17 negara termasuk Inggris, Swiss dan Iran, mendorong beberapa pemerintah untuk menutup perbatasan mereka untuk orang-orang yang bepergian dari India.
Pihak berwenang di Indonesia, yang merupakan negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, juga melarang masyarakat untuk mudik Idul Fitri tahun ini, di mana ini adalah tahun kedua pelarangan mudik untuk mengekang penularan COVID-19.
“Jangan kembali ke kampung halaman. Jangan pergi berlibur di kampung halaman. Bersabarlah, ” kata Doni Monardo, Kepala Satuan Tugas COVID-19 Nasional, pada konferensi pers yang sama.
Tetapi sebelum pelarangan mulai berlaku pada hari Kamis, sejumlah masyarakat telah mudik untuk melewati batas waktu.
“Saya hanya ingin pulang, yang penting kita mematuhi aturan kesehatan,” kata Dasum, seorang sopir berusia 35 tahun dari Jawa Tengah, berbicara di sebuah terminal bus Jakarta.
Indonesia telah melaporkan lebih dari 1,67 juta infeksi virus corona dan 45.700 kematian sejak dimulainya pandemi, meskipun kasus telah menurun sejak memuncak pada Januari.
Meskipun demikian, tingkat kepositifan, atau persentase orang yang dites yang ternyata mengidap penyakit tersebut, masih berada di atas rata-rata 12 persen bulan lalu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap tingkat kepositifan di atas 5 persen menjadi perhatian.