CakapCakap – Cakap People, duka mendalam tengah dirasakan oleh masyarakat Indonesia lantaran kapal selam milik TNI Angkatan laut, KRI Nanggala-402 karam di wilayah perairan Bali.
Namun sebelum itu, tepatnya 20 tahun lalu dunia juga pernah dihebohkan dengan kabar tenggelamnya kapal selam asal Rusia, Kursk. Kapal itu tenggelam ke dasar laut Barent pasca menghantam rudal kapal perusak Rusia ketika latihan. Berikut fakta-faktanya.
1. Karakteristik kapal
Kapal selam tersebut memiliki panjang hingga 500 kaki dan berat 24 ribu ton. Kursk juga mempunyai dua reaktor nuklir berkecepatan sampai 28 knot.
Hal tersebut wajar, mengingat kapal selam ini merupakan terbesar di dunia. Ukurannya bahkan diprediksi mencapai 3 kali lipat dari ukuran kapal selam terbesar milik Angkatan Laut AS.
2. Penyebab tenggelam
Kapal selam itu tenggelam akibat rudal granit yang dikendalikan radar serta ditembakkan kapal nuklir kelas Kirov, Peter Agung.
Sedangkan menurut penyelidikan resmi yang dilakukan menyebut jika kegagalan itu disebabkan oleh salah satu torpedo berbahan bakar hidrogen peroksida Kursk.
3. Mendapat 2 ledakan
Kursk menjauh dari pelabuhan pada 10 Agustus guna mengikuti latihan perang bersama militer di Laut Barent. Kemudian pada 12 Agustus seharusnya kapal itu dijadwalkan menembak torpedo.
Tetapi sampai jam 11.29, Kursk tak kunjung melakukan penembakan torpedo. Di waktu yang berdekatan, terdengar dua ledakan di bagian lambung kapal selam sampai membuatnya tenggelam ke dasar laut.
4. Memakan 118 korban
Insiden tersebut memakan 118 korban jiwa. Kendati demikian, sejumlah pelaut dikabarkan masih hidup sampai beberapa hari lalu menulis catatan menggunakan darahnya sendiri bagi orang-orang tercintanya. Mereka kemudian tewas lantaran mati lemas.
Saat peristiwa itu terjadi, beberapa negara menawarkan guna ikut berkontribusi dalam usaha evakuasi. Tetapi pemerintah Rusia menolak bantuan dalam wujud apapun. Penyelam akhirnya berhasil sampai ke kapal Kursk 1 pekan pasca kejadian.
Tidak ada satu pun kru yang selamat dalam insiden tersebut. Akhirnya Presiden Rusia, Vladimir Putin setuju guna mengangkat kapal tersebut untuk diselidiki pada 26 September 2001 Cakap People.