CakapCakap – Cakap People, India menjadi perbincangan di kalangan dunia lantaran menghadapi krisis ‘gelombang tsunami’ virus corona. Bahkan negara itu telah mengukir rekor baru dengan penambahan kasus sebanyak 300.000 per 22 April 2021.
Salah satu penyebab lonjakan kasus di sana lantaran diduga adanya varian mutasi ganda B.1.618. Disebut dengan mutasi ganda karena virus tersebut memiliki kandungan 2 mutasi, yaitu E484Q serta L4525.
“Kedua mutasi ini saling memperkuat dalam menurunkan efikasi antibodi sehingga infeksi lebih mudah dan cepat menular,” papar Dicky Budiman selaku epidemiolog Universitas Griffith pada Kompas.
Strain Bengal atau mutasi triple B.1.618 ditemukan di India pada 22 April 2021 lalu. Varian itu dikatakan lebih menular dibanding jenis lain. Kendati demikian, mayoritas menyebar di Benggala Barat.
Varian tersebut juga dideteksi dalam sampel dari Maharashtra serta Delhi. Para ahli menyebut jika saat ini tiada bukti konklusif guna mengomentari dampak varian itu pada vaksin, namun keberadaan strain virus E484K di dalamnya sangat mengkhawatirkan.
Pasalnya E484K merupakan varian Immune escape utama serta dijumpai pula di beberapa garis keturunan yang muncul di penjuru dunia. Varian ini ialah mutasi yang bisa bantu varian menghindari sistem kekebalan tubuh. Bahkan memungkinkan menyebabkan penurunan efektivitas vaksin.
Mengapa disebut sebagai B.1.618? Sebab garis keturunan kedua dari SARS-CoV-2 tersebut diidentifikasi di India dan sebagian besar dijumpai di Benggala Barat. Selain di India, garis keturunan mutan ini juga bisa ditemukan di Finlandia, Amerika Serikat, Swiss, serta Singapura.
Proporsi mutasi triple sudah tumbuh cukup signifikan walau dalam beberapa bulan terakhir di Benggala Barat. Namun banyak yang belum diketahui terkait mutasi virus ini. Sehingga dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengetahui seberapa cepat ia bisa menyebar.
Walau begitu, para ahli menyebut jika varian Covid-19 ini digadang lebih menular dibanding jenis lain.
“Ini adalah varian yang lebih menular. Ini membuat banyak orang sakit dengan sangat cepat,” terang Dr Madhukar Pai, profesor epidemiologi di Universitas McGill melalui wawancara dengan NDTV sebagaimana dikutip Kompas.
Para ahli juga khawatir jika varian ini bisa berdampak terhadap tingkat kemanjuran vaksin. Sebab varian ini mempunyai mutasi besar, yakni E484K yang membuatnya menghindari sistem kekebalan Cakap People.