CakpaCakap – Cakap People! Tingkat kesuburan total (total fertility rate-TFR) Taiwan, atau kelahiran per wanita, akan menjadi yang terendah di dunia pada tahun 2021, demikian menurut laporan perkiraan terbaru Central Intelligence Agency (CIA) — Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS).
Melansir Kyodo News, statistik yang dipublikasikan secara online menunjukkan bahwa di antara 227 negara dan wilayah, Taiwan menempati urutan terakhir pada 1,07 anak per wanita, jauh di bawah tingkat penggantian 2,1 yang diperlukan untuk mempertahankan populasi.
Lima negara atau wilayah terbawah semuanya ada di Asia, dengan perkiraan tingkat kesuburan di bawah 1,23. Mereka adalah Hong Kong, Makau, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan. Jepang menempati urutan ke 10 dari bawah dengan perkiraan tingkat kesuburan 1,38
Negara-negara Afrika memiliki tingkat kesuburan tertinggi di dunia, dengan Niger di tempat pertama dengan 6,91 anak per wanita. Disusul oleh Angola, Republik Demokratik Kongo, Mali dan Chad.
CIA menganggap usia subur wanita untuk melahirkan anak antara usia 15 hingga 45 tahun.
Tingkat kesuburan total (TFR) membandingkan angka rata-rata jumlah anak yang akan lahir per wanita jika semua wanita hidup sampai akhir tahun subur dan melahirkan anak sesuai dengan tingkat kesuburan tertentu pada setiap usia.
Tingkat kelahiran yang menurun di Taiwan menimbulkan masalah di seluruh peta sosial dan ekonomi, terutama karena orang Taiwan hidup jauh lebih lama daripada di masa lalu, dengan proyeksi yang menunjukkan bahwa pada tahun 2025 Taiwan akan menjadi masyarakat yang sangat tua, dengan 20 persen populasinya berusia di atas 65 tahun.
Mengutip Taiwan News, terlepas dari penanganan pandemi Taiwan yang luar biasa, dengan hanya 11 kematian akibat COVID-19, tingkat kesuburan negara itu terus menurun. Menurut Kementerian Dalam Negeri (MOI), Taiwan memiliki rekor terendah 165.249 kelahiran pada tahun 2020, sementara tercatat 173.156 kematian pada periode yang sama.
Pada kuartal pertama tahun ini, tren penurunan terus berlanjut dengan hanya 34.917 kelahiran. Ini menandai penurunan 13,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan merupakan level terendah sepanjang masa.
Para ahli mengatakan tingkat kesuburan suatu negara memiliki konsekuensi jangka panjang bagi ekonominya. Jika angka kelahiran Taiwan terus menurun, hal itu dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menjadi tantangan bagi sistem jaminan sosial negara tersebut.