CakapCakap – Menjaga kebugaran tubuh memang sangat dibutuhkan Cakap People. Sebab tubuh yang bugar mencerminkan jika kita hidup dengan cara yang tepat. Tak jarang tubuh bugar juga membantu agar aktivitas berjalan lancar.
Namun apa jadinya jika seseorang terlalu terobsesi dengan kebugaran tubuh? Itulah yang dilakukan oleh seorang ayah berusia 56 tahun. Ia memaksa putrinya guna menandatangani kontrak yang berisi ‘tidak pernah menjadi gemuk’. Akibatnya pria tersebut di penjara selama 30 bulan.
Digambarkan Sebagai Perundung
Pengadilan Reading Crown menyatakan pria itu bersalah karena secara kasar menyerang serta melakukan manipulasi terhadap 3 anaknya selama bertahun-tahun.
Rachid Khadla dianggap bersalah oleh juri atas tuduhan penyerangan serta kekejaman terhadap anak-anaknya yang saat ini sudah dewasa. Hakim Kirsty Real bahkan menggambarkannya bak perundung.
Dikutip Kompas dari BBC, Crown Prosecution Service (CPS) menyebut jika pria dari Windsor Berkhsire itu terobsesi dengan diet dan kebugaran.
Pria itu bahkan turut memaksa putrinya untuk tanda tangan di sebuah dokumen yang menyatakan jika anaknya akan menempuh banyak latihan serta tak pernah menjadi gemuk hingga ia mati.
Jaksa Alex Krickler menyebut pada pengadilan jika Khadla juga pernah melemparkan kursi ke arah anaknya yang berusia 9 tahun. Kekerasan tersebut memicu luka keloid di telinga sang anak, sehingga memerlukan banyak operasi serta perawatan.
“Dia menggambarkan dibuat merasa tidak berharga dan bodoh oleh ayahnya. Ada kecemasan dan gangguan makan,” terang jaksa yang mengungkap bagaimana penderitaan anak-anak Khadla.
Ayah Melakukan Kekerasan pada Anaknya
Ketiga anak itu diserang secara fisik menggunakan sendok kayu dengan rutin. Khadla bahkan mengawasi dan membatasi anak-anaknya, mulai dari dengan siapa mereka boleh berteman, serta aktivitas apa yang bisa ketiganya lakukan.
Perilaku Khadla itu baru terungkap pada 2019 lalu, saat putranya yang sudah remaja memberi tahu polisi jika ayahnya mencekik hingga meninjunya dalam sebuah serangan. Putra tertua pria itu menyebut jika pelecehan sudah ia alami sejak berusia 5 tahun.
Akibat kondisi tersebut, ia mengalami masalah kesehatan mental jangka panjang. Ia juga menyebut sang ayah sebagai orang yang pintar dalam merencanakan serta menghitung setiap gerakan.
Khadla mengaku tak bersalah atas dua dakwaan yang dilayangkan padanya, yakni penyerangan yang mengakibatkan cedera tubuh serta 3 dakawaan kekejaman terhadap anak.
Tetapi Hakim Real yang menjatuhkan hukuman padanya menyebut jika pria itu sudah menghancurkan masa kecil anak-anak Cakap People.
“Anda adalah seorang penindas, dan Anda tidak mau menerima atau mengakui itu,” kata Hakim Real.