in ,

AS Sedang Bersiap Berikan Vaksin Penguat COVID-19 Untuk 1 Tahun

Dari 77 juta orang yang sudah divaksinasi di Amerika Serikat, ada 5.800 orang yang terinfeksi

CakapCakapCakap People! Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan kemungkinan bahwa vaksin penguat akan diperlukan antara sembilan hingga 12 bulan setelah orang pada awalnya divaksinasi COVID-19. Demikian dikatakan seorang pejabat Gedung Putih pada hari Kamis, 15 April 2021.

Sementara durasi kekebalan setelah vaksinasi sedang dipelajari, vaksin penguat mungkin diperlukan, kata David Kessler, kepala sains untuk gugus tugas tanggapan COVID-19 Presiden Joe Biden pada pertemuan komite kongres.

“Pemikiran saat ini adalah mereka yang lebih rentan harus didulukan,” katanya, seperti dikutip Reuters.

Foto: Reuters

Sementara itu, Chairman Pfizer Inc Albert Bourla mengatakan orang-orang ‘kemungkinan’ akan membutuhkan dosis penguat ketiga dari vaksin COVID-19 dalam 12 bulan dan mungkin memerlukan suntikan tahunan, CNBC melaporkan berdasarkan komentarnya dari 1 April yang dipublikasikan pada hari Kamis.

Data awal menunjukkan bahwa vaksin dari Moderna Inc dan Pfizer Inc – BioNTech SE mempertahankan sebagian besar keefektifannya setidaknya selama enam bulan, meskipun untuk berapa lama lagi keefektifan berikutnya belum ditentukan.

Bahkan jika perlindungan itu bertahan jauh lebih lama dari enam bulan, para ahli mengatakan bahwa varian virus corona yang menyebar dengan cepat dan lainnya yang mungkin muncul dapat menyebabkan perlunya suntikan penguat rutin yang mirip dengan suntikan flu tahunan.

Amerika Serikat juga melacak infeksi pada orang yang telah divaksinasi penuh, kata Rochelle Walensky, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS kepada sidang subkomite House.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Dari 77 juta orang yang sudah divaksinasi di Amerika Serikat, ada 5.800 orang yang terinfeksi, kata Walensky, termasuk 396 orang yang membutuhkan rawat inap dan 74 orang yang meninggal.

Walensky mengatakan beberapa dari mereka yang sudah divaksin dan terinfeksi ini terjadi karena orang yang divaksinasi tidak meningkatkan respon imun yang kuat. Tetapi kekhawatirannya adalah bahwa dalam beberapa kasus, hal itu terjadi pada orang yang terinfeksi oleh varian virus yang lebih menular.

Awal bulan ini, Pfizer dan mitranya BioNTech mengatakan vaksin mereka sekitar 91% efektif dalam mencegah COVID-19, mengutip data uji coba terbaru yang mencakup lebih dari 12.000 orang yang diinokulasi penuh selama setidaknya enam bulan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Australia Pertimbangkan Pembukaan Kembali Perbatasan Internasional

China Minta Wakil PM Jepang Untuk Minum Air Radioaktif Fukushima Setelah Dia Bilang Aman