in ,

Studi Israel: Varian COVID-19 Afrika Selatan Bisa ‘Menembus’ Perlindungan Vaksin Pfizer-BioNTech

Hampir 53 persen dari 9,3 juta penduduk Israel telah menerima dua dosis vaksin Pfizer.

CakapCakapCakap People! Varian virus corona yang ditemukan di Afrika Selatan dapat “menembus” perlindungan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech sampai batas tertentu. Demikian diungkapkan dari hasil sebuah studi real-world data, meskipun prevalensinya di negara itu rendah dan penelitian belum ditinjau sejawat.

Reuters melaporkan, hasil studi yang dirilis pada Sabtu, 10 April 2021 itu membandingkan hampir 400 orang yang dites positif COVID-19, 14 hari atau lebih setelah mereka menerima satu atau dua dosis vaksin, dengan jumlah yang sama dari pasien yang tidak divaksinasi dengan penyakit tersebut. Itu sesuai dengan usia dan jenis kelamin, di antara karakteristik lainnya.

Seorang wanita menerima vaksinasi COVID-19 di sebuah pusat vaksinasi di Herzliya, Israel. FOTO: REUTERS

Varian Afrika Selatan yang dikenal dengan nama B.1.351, ditemukan sekitar 1 persen dari semua kasus COVID-19 di semua orang yang diteliti, menurut penelitian yang dilakukan olehh Universitas Tel Aviv, Israel dan penyedia layanan kesehatan terbesar Israel, Clalit.

Tetapi di antara pasien COVID-19 yang telah menerima dua dosis vaksin, tingkat prevalensi varian itu delapan kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak divaksinasi – 5,4 persen berbanding 0,7 persen.

Ini menunjukkan bahwa vaksin itu kurang efektif terhadap varian Afrika Selatan, dibandingkan dengan virus corona asli dan varian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris yang mencakup hampir semua kasus COVID-19 di Israel, kata para peneliti.

“Kami menemukan tingkat yang lebih tinggi dari varian Afrika Selatan yang tidak proporsional di antara orang yang divaksinasi dengan dosis kedua, dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi. Ini berarti varian Afrika Selatan mampu, sampai batas tertentu, menembus perlindungan vaksin,” kata Adi Stern dari Universitas Tel Aviv, Israel.

Namun, para peneliti memperingatkan bahwa penelitian tersebut hanya memiliki ukuran sampel kecil orang yang terinfeksi varian Afrika Selatan karena kelangkaannya di Israel.

Mereka juga mengatakan penelitian itu tidak dimaksudkan untuk menyimpulkan keefektifan vaksin secara keseluruhan terhadap varian apa pun, karena hanya melihat orang yang telah dites positif COVID-19, bukan pada tingkat infeksi secara keseluruhan.

Pihak Pfizer dan BioNTech tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar di luar jam kerja.

Perusahaan tersebut mengatakan pada 1 April bahwa vaksin mereka sekitar 91 persen efektif untuk mencegah COVID-19, mengutip data uji coba terbaru yang menyertakan peserta yang diinokulasi hingga enam bulan.

Sehubungan dengan varian Afrika Selatan, mereka mengatakan bahwa di antara 800 relawan studi di Afrika Selatan, di mana B.1.351 tersebar luas, ada sembilan kasus COVID-19, yang semuanya terjadi di antara peserta yang mendapat plasebo. Dari sembilan kasus tersebut, enam di antara individu itu terinfeksi dengan varian Afrika Selatan.

Ilustrasi. [Foto: AFP]

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa suntikan vaksin Pfizer / BioNTech kurang ampuh terhadap varian B.1.351 dibandingkan dengan varian lain dari virus corona, tetapi masih menawarkan pertahanan yang kuat.

Sementara hasil penelitian mungkin menimbulkan kekhawatiran, prevalensi rendah dari strain Afrika Selatan menggembirakan, menurut Stern.

“Bahkan jika varian Afrika Selatan berhasil menembus perlindungan vaksin, itu belum menyebar secara luas ke seluruh populasi,” kata Stern, menambahkan bahwa varian Inggris mungkin “menghalangi” penyebaran strain Afrika Selatan.

Hampir 53 persen dari 9,3 juta penduduk Israel telah menerima dua dosis vaksin Pfizer.

Israel sebagian besar telah membuka kembali ekonominya dalam beberapa pekan terakhir sementara pandemi tampaknya surut, dengan tingkat infeksi, penyakit parah, dan rawat inap menurun tajam.

Sekitar sepertiga orang Israel adalah berusia di bawah 16 tahun, yang berarti mereka masih belum memenuhi syarat untuk divaksinasi COVID-19.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CDC: AS Sudah Berikan 183,5 Juta Dosis Vaksin COVID-19

Reuters: Asia Selatan Melampaui Tonggak Sejarah yang Suram; 15 Juta Kasus COVID-19