in ,

Australia Gandakan Pesanan Vaksin COVID-19 Pfizer, Khawatir Pembekuan Darah Akibat Vaksin AstraZeneca

“Bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun, ada dorongan kuat untuk menggunakan vaksin AstraZeneca ini.”

CakapCakapCakap People! Australia telah menggandakan pesanan vaksin COVID-19 Pfizer Inc. Demikian dikatakan Perdana Menteri Scott Morrison pada hari Jumat, 9 April 2021, ketika negara itu berlomba untuk merombak rencana inokulasinya karena kekhawatiran tentang risiko pembekuan darah atas vaksin AstraZeneca Plc.

Reuters melaporkan, hingga Kamis malam, Australia menggunakan sebagian besar vaksin AstraZeneca dalam program vaksinasinya, dengan telah memesan sebanyak 50 juta dosis – cukup untuk dua suntikan yang diperlukan untuk seluruh 25 juta penduduknya – di mana vaksin itu dibuat di dalam negeri oleh biopharma CSL Ltd.

FILE PHOTO: Perdana Menteri Australia Scott Morrison tiba di bandara Haneda di Tokyo, Jepang, 17 November 2020. [Foto: REUTERS / Issei Kato]

Tetapi Australia kini telah bergabung dengan sejumlah negara dalam membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca karena masalah pembekuan darah. Otoritas kesehatan setempat telah mengubah rekomendasi mereka dengan mengatakan bahwa hampir 12 juta orang berusia di bawah 50 tahun di negara itu sebaiknya menggunakan produk Pfizer.

Akibatnya, Australia menggandakan pesanan Pfizer sebelumnya menjadi 40 juta dosis, cukup untuk empat perlima populasi, yang akan dikirim pada akhir tahun, kata Morrison.

Perubahan kebijakan dengan beralih menggunakan vaksin Pfizer secara efektif mengakhiri rencana untuk memvaksinasi seluruh populasi pada akhir Oktober.

“Ini bukan larangan vaksin AstraZeneca,” kata Morrison kepada wartawan di Canberra setelah rapat kabinet nasional untuk membahas tanggapan terhadap COVID-19.

“Bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun, ada dorongan kuat untuk menggunakan vaksin AstraZeneca ini.”

Setelah Australia membuka zona perjalanan bebas karantina dengan negara tetangga Selandia Baru, Morrison mengatakan dia berharap untuk membuat pengaturan serupa di tempat lain di kawasan itu, dan “semakin banyak warga Australia yang divaksinasi, semakin besar kemungkinan untuk dapat memiliki jenis pengaturan tersebut yang saya sebutkan ”.

Menteri Kesehatan Brendan Murphy menyebut perubahan kebijakan itu “sangat berhati-hati” mengingat rendahnya tingkat kemungkinan efek samping yang terkait dengan suntikan AstraZeneca.

Foto: Reuters

Lebih dari selusin negara pada satu waktu menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca, tetapi sebagian besar negara juga telah melanjutkan kembali menggunakan vaksin tersebut, dengan beberapa, termasuk Prancis, Belanda dan Jerman, merekomendasikan usia minimum.

Negara bagian Australia yang paling padat penduduknya, New South Wales, rumah bagi hampir sepertiga dari populasi, mengatakan sedang menghentikan peluncuran AstraZeneca untuk memperbarui dokumen “informed consent” untuk memberi tahu pasien tentang risiko.

Sebelum pesanan Pfizer yang diperbarui diumumkan, AstraZeneca mengatakan pihaknya menghormati keputusan Australia dan bekerja dengan regulator di seluruh dunia “untuk memahami kasus individu, epidemiologi, dan kemungkinan mekanisme yang dapat menjelaskan peristiwa yang sangat langka ini”.

Biopharma CSL Australia mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk memenuhi pengaturan sesuai kontrak dalam membuat vaksin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jepang Targetkan Tokyo di Bawah Status ‘Kuasi-Darurat’ Akibat Lonjakan Kasus COVID-19

Korea Selatan Larang Klub Malam dan Bar Karaoke di Tengah Kekhawatiran Gelombang Keempat COVID-19