CakapCakap – Cakap People! Sebuah studi yang baru diterbitkan oleh University of Exeter mengungkapkan bahwa setidaknya 25% mamalia laut diklasifikasikan sebagai terancam punah.
Penemuan itu muncul setelah tim peneliti menyelidiki status 126 spesies mamalia laut, termasuk paus, lumba-lumba, anjing laut, singa laut, manate, duyung, berang-berang laut, dan beruang kutub.
Tidak hanya 25% diklasifikasikan sebagai rentan, terancam punah, atau sangat terancam punah dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List), tetapi 98% spesies mamalia laut berada pada tingkat risiko tertentu di 56% lautan, terutama di perairan pesisir.
Para peneliti menemukan bahwa paus sikat Atlantik Utara dan porpoise vaquita yang hampir punah termasuk di antara spesies yang berada dalam bahaya terbesar, meskipun tim mencatat bahwa populasi mamalia laut lainnya, seperti anjing laut gajah utara dan paus bungkuk, mendapat manfaat dari upaya konservasi.
Mengomentari temuan tersebut, Dr Sarah Nelms, dari Pusat Ekologi dan Konservasi di Kampus Penryn Exeter di Cornwall, mengatakan bahwa kita telah mencapai ‘titik kritis’ dalam konservasi mamalia laut, Earth.com melaporkan.
Dia melanjutkan:
“Sangat sedikit spesies mamalia laut yang telah punah di zaman modern, tetapi aktivitas manusia menempatkan banyak dari mereka di bawah tekanan yang meningkat.”
“Makalah kami membahas berbagai tindakan konservasi – termasuk Kawasan Konservasi Laut (KKP), metode pengurangan bycatch dan keterlibatan masyarakat – serta menyoroti beberapa spesies yang sangat membutuhkan fokus.”
Our new paper is out now!
Marine mammals play important roles in the #ocean🐋🐬🦭
Humans impact many species & 25% are #threatened👎
Evaluating threats & #conservation mechanisms is key📉
Collaborative effort by scientists from 13 countries 🌍
📰https://t.co/x0Ea4u2jUK pic.twitter.com/LEKwfM172z
— Dr Sarah Nelms (@SarahENelms) March 25, 2021
Studi yang diterbitkan dalam Endangered Species Research ini juga melihat ancaman terhadap hewan dan menetapkan bahwa penurunan populasi adalah akibat dari perubahan iklim, perikanan, polusi, dan bentuk lain dari aktivitas manusia.
Tim telah mencatat bahwa 21% spesies mamalia laut terdaftar sebagai ‘data deficient‘ pada IUCN Red List, yang berarti tidak ada cukup bukti untuk menilai status konservasinya, dan oleh karena itu mempersulit untuk mengidentifikasi spesies mana yang membutuhkan perlindungan, seperti dilansir Unilad.co.uk, Jumat, 26 Maret 2021.