in ,

Presiden Joe Biden Pecat Para Staf Gedung Putih Karena Merokok Ganja

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki menanggapi kontroversi di Twitter, membenarkan hal tersebut

CakapCakapCakap People! Presiden AS Joe Biden telah dikritik oleh sesamanya dari Partai Demokrat setelah para staf dipecat atau disingkirkan karena merokok ganja.

Pada hari Jumat, 19 Maret 2021, terungkap bahwa lusinan staf muda di-skors, diminta bekerja dari jarak jauh atau diminta untuk mengundurkan diri setelah memberi tahu Gedung Putih bahwa mereka merokok ganja.

Kebijakan tersebut telah dikecam oleh beberapa komentator dan anggota parlemen, terutama mengingat penggunaan ganja terjadi di negara bagian di mana barang tersebut legal, baik secara medis maupun rekreasi – namun, masih ilegal menurut hukum federal.

Presiden Joe Biden berhenti untuk berbicara dengan wartawan saat dia berjalan ke Marine One untuk berangkat dari South Lawn Gedung Putih ke Camp David, Jumat, 12 Februari 2021. [AP PHOTO/ALEX BRANDON]

Perwakilan Demokrat Jared Huffman dari California mengatakan kepada The Daily Beast :

“Saya ingin mencari tahu bagaimana dan mengapa ini terjadi, dan jelas saya akan mendorong mereka untuk mengubah arah. Administrasi ini menjanjikan pendekatan yang lebih tercerahkan, tetapi di suatu tempat di sepanjang jalur mereka kembali ke dogma.”

Perwakilan Partai Demokrat Earl Blumenauer dari Oregon, yang juga ketua bersama Kongres Cannabis Caucus, mengatakan:

“Apa yang terjadi sekarang adalah ilustrasi yang jelas dari kebijakan ganja yang tidak realistis, tidak adil, dan out-of-touch.”

Dia menambahkan:

“Ada kebingungan di seluruh negeri karena undang-undang yang ketinggalan zaman dan fakta bahwa publik Amerika tidak menunggu pemerintah federal untuk bertindak bersama. Ini adalah kesempatan bagi pemerintahan Biden untuk membantu mengakhiri Perang melawan Narkoba yang gagal dan membuat kebijakan yang lebih rasional untuk semua orang.”

Ilustrasi. [Foto via Pixabay]

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki menanggapi kontroversi di Twitter, membenarkan hal tersebut, dengan mengatakan: “Dari ratusan orang yang dipekerjakan, hanya lima orang yang mulai bekerja di Gedung Putih tidak lagi dipekerjakan karena kebijakan ini.”

Dia juga mengatakan kepada publikasi: “Kami bekerja dalam koordinasi dengan dinas keamanan untuk memastikan bahwa lebih banyak orang memiliki kesempatan untuk melayani daripada yang tidak akan didapat di masa lalu dengan tingkat penggunaan narkoba yang sama baru-baru ini. Meskipun kami tidak akan membahas kasus individu, ada faktor tambahan yang berperan dalam banyak kasus untuk sejumlah kecil individu yang diberhentikan,” seperti dilansir Unilad.co.uk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

YouTube Hapus Lebih dari 30.000 Video Berisi Informasi yang Salah Tentang Vaksin COVID-19

Tekanan Internasional Terhadap Para Jenderal Myanmar Meningkat di Tengah Aksi Unjuk Rasa Pro Demokrasi