CakapCakap – Cakap People! YouTube telah menghapus lebih dari 30.000 video yang membuat klaim menyesatkan atau salah tentang vaksin COVID-19 selama enam bulan terakhir. Demikian diungkapkan juru bicara YouTube Elena Hernandez.
Mengapa penting: Berbagai jajak pendapat menunjukkan bahwa sekitar 30% warga Amerika tetap ragu-ragu atau curiga terhadap vaksin tersebut, dan banyak dari keraguan tersebut telah dipicu oleh informasi palsu secara online dan teori konspirasi, seperti dilaporkan Axios, Kamis, 11 Maret 20212.
Apa yang terjadi: Video yang menyebarkan informasi yang salah tentang vaksin COVID-19 terus muncul secara online seiring dengan semakin banyak warga Amerika yang divaksinasi.
Platform, termasuk Facebook dan Twitter, telah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi penyebaran dan jangkauan konten semacam itu, tetapi ini merupakan tantangan yang terus berlanjut.
Latar belakang: YouTube pertama kali mulai memasukkan informasi yang salah tentang vaksinasi ke dalam kebijakan misinformasi medis COVID-19 pada Oktober 2020.
Sejak Februari 2020, YouTube telah menghapus lebih dari 800.000 video yang berisi informasi yang salah terkait virus corona. Video tersebut pertama kali ditandai oleh sistem AI perusahaan atau peninjau manusia, lalu menerima tingkat tinjauan lain.
Video yang melanggar kebijakan vaksin, menurut aturan YouTube, adalah yang bertentangan dengan konsensus ahli tentang vaksin dari otoritas kesehatan atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Akun yang melanggar aturan YouTube akan dikenai sistem “teguran”, yang dapat mengakibatkan akun diblokir secara permanen.
Thought bubble: Platform sangat ingin berbagi data tentang volume misinformasi yang mereka tangkap, dan transparansi itu berharga. Tetapi data yang paling berharga akan memberi tahu kami sejauh mana informasi yang salah yang tidak tertangkap.
COVID-19 Global
Virus corona baru yang menjadi penyebab penyakit COVID-19 ini telah menginfeksi lebih dari 123 juta orang di seluruh dunia sejak pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China, pada Desember 2019 lalu.
COVID-19 juga telah merenggut nyawa lebih dari 2,72 juta orang secara global hingga saat ini.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan infeksi dan kematian COVID-19 tertinggi nomor satu di dunia, dengan telah melaporkan lebih dari 30,48 juta kasus, termasuk lebih dari 554.000 kematian, melansir data yang dihimpun oleh Worldometers.