in ,

Lebih 60 Persen Warga Rusia Tolak Vaksin Sputnik V; Menilai Virus Corona Sebagai Senjata Biologis

Rusia telah mencatat sebanyak lebih dari 4,3 juta orang yang terinfeksi COVID-19.

CakapCakapCakap People! Hampir dua pertiga warga Rusia tidak bersedia menerima vaksin Sputnik V Rusia, dan jumlah yang hampir sama percaya bahwa virus corona baru dibuat secara artifisial sebagai senjata biologis. Demikian menurut hasil sebuah jajak pendapat independen yang telah dirilis pada Senin, 1 Maret 2021.

Melansir Reuters, Levada Center mengatakan jajak pendapat yang dilakukan bulan lalu menunjukkan bahwa 62% orang tidak ingin mendapatkan vaksin yang diproduksi di dalam negeri Rusia, dan tingkat keengganan tertinggi teridentifikasi di antara anak berusia 18 hingga 24 tahun.

Sebagian besar responden menyebutkan efek samping – termasuk demam dan kelelahan – sebagai alasan utama tidak ingin divaksinasi.

File Foto – Gambar menunjukkan 300 ribu dosis vaksin Sputnik V tiba dari Rusia menuju Buenos Aires, Argentina, pada 24 Desember 2020. [Foto: Anadolu Agency]

Jajak pendapat tersebut, yang mengambil sampel 1.601 orang di 50 wilayah, juga menemukan bahwa 64% orang mengira virus corona baru diciptakan sebagai senjata biologis.

Asal usul COVID-19 sangat dipolitisasi, tetapi sebagian besar ahli virologi dan ahli penyakit menular mengatakan kemungkinan besar virus tersebut berevolusi secara alami.

Misi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke China mengatakan bulan Februari 2021 lalu bahwa mereka tidak melihat apakah virus itu lolos dari laboratorium di Wuhan. Mereka bahkan menganggap hal tersebut sebagai hal yang sangat tidak mungkin.

Masih mengutio Reuters, misi tersebut mengatakan hipotesis utamanya adalah bahwa virus itu berasal dari kelelawar, meskipun ada beberapa kemungkinan skenario bagaimana virus itu menular ke manusia. Kemungkinan pertama yakni dengan menginfeksi spesies hewan lain.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Hasil jajak pendapat tersebut menemukan, keyakinan bahwa virus diciptakan sebagai senjata biologis dominan di Rusia pada warga berusia 40-54 tahun, di mana ada 71% dari mereka yang berpandangan demikian. Hanya 23% yang mengira virus itu muncul secara alami.

Rusia sejauh ini telah menyetujui penggunaan tiga vaksin untuk melawan COVID-19.

Negara berpenduduk sekitar 145 juta orang itu meluncurkan kampanye vaksinasi massal dengan Sputnik V pada bulan Desember 2020. Pada 10 Februari, Menteri Kesehatan Mikhail Murashko mengatakan bahwa lebih dari dua juta orang Rusia telah divaksinasi dengan setidaknya dosis pertama Sputnik V.

Rusia telah mencatat sebanyak lebih dari 4,3 juta orang yang terinfeksi COVID-19, termasuk lebih dari 88.000 orang meninggal akibat virus tersebut saat artikel ini naik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bikin Bangga, 3 Film Indonesia Ini Bakal Dibuat Versi Remake Oleh Hollywood

Hotel Luar Angkasa Pertama di Dunia Dengan Bar dan Bioskop Ini Bakal Dibuka Mulai 2027