CakapCakap – Cakap People! Filipina akan menerima pengiriman vaksin COVID-19 pertamanya pada akhir pekan ini, memungkinkan negara itu untuk memulai program inokulasi mulai minggu depan. Demikian disampaikan seorang pejabat senior pada hari Kamis, 25 Februari 2021.
Meskipun menjadi salah satu negara di Asia yang memiliki jumlah kasus dan kematian akibat virus corona tertinggi, Filipina akan menjadi negara Asia Tenggara terakhir yang menerima rangkaian vaksin awal.
Melansir laporan Reuters, pengiriman 600.000 dosis vaksin Sinovac Biotech, yang disumbangkan oleh China, akan tiba pada hari Minggu, kata Harry Roque, juru bicara Presiden Rodrigo Duterte.
“Vaksin akan diluncurkan pada hari Senin karena warga negara kami sangat bersemangat,” kata dia tentang program vaksinasi.
Di antara yang pertama akan diinokulasi adalah seorang pejabat dari rumah sakit yang kehilangan kedua orang tuanya karena virus corona, ditambah seorang pengemudi becak, kata Roque.
Filipina telah memesan 25 juta dosis dari Sinovac dan seharusnya menerima batch pertama pada 23 Februari. Izin penggunaan darurat tertunda dan karena baru tiba pada minggu ini.
Selain Sinovac, 10.000 dosis vaksin yang dikembangkan oleh Sinopharm China akan segera tiba. Sementara vaksin dari AstraZeneca akan tiba pada bulan Maret, kata Roque.
“Harus saya akui, kalau kami ngotot untuk menggunakan merek Barat, kami masih harus menunggu kedatangannya,” imbuhnya.
Duterte, yang mengejar hubungan yang lebih hangat dengan China dan memiliki hubungan yang tegang dengan banyak negara Barat, sebelumnya mengatakan dia ingin mendapatkan vaksin COVID-19 dari China atau Rusia.
Program vaksinasi akan sangat penting bagi upaya Filipina untuk menghidupkan kembali ekonominya, yang mengalami penurunan rekor kontraksi 9,5% di tahun lalu karena penguncian yang ketat dan berkepanjangan yang menghantam belanja konsumen dan mengakibatkan hilangnya pekerjaan yang besar.
Sekedar diketahui, Filipina telah mencatat total kumulatif kasus COVID-19 sebanyak lebih dari 568.000, sedangkan angka kematian mencapai 12.201 orang.
Secara global, virus corona baru yang telah menjadi penyebab penyakit COVID-19 ini telah menginfeksi lebih dari 113 juta orang di seluruh dunia, menyebar di 219 negara dan teritori sejauh ini.
Angka kematian COVID-19 secara global telah mencapai lebih dari 2,5 juta orang.