CakapCakap – Cakap People! Data dari dua penelitian terpisah yang diterbitkan di Inggris dan satu lagi di Skotlandia menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 efektif dalam mengurangi penularan virus corona baru dan rawat inap mulai dari dosis pertama.
Melansir laporan Al-Jazeera, analisis dari Public Health England (PHE) yang diterbitkan pada hari Senin, 22 Februari 2021, menunjukkan bahwa vaksin buatan Pfizer-BioNTech mengurangi risiko tertular infeksi lebih dari 70% setelah dosis pertama. Risiko itu berkurang 85% setelah dosis kedua.
“Secara keseluruhan, kami melihat efek yang sangat kuat untuk mengurangi infeksi apapun, tanpa gejala dan dengan gejala,” kata Strategic Response Director PHE Susan Hopkins dalam konferensi pers.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial, Menteri Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris Matt Hancock menyambut baik perkembangan tersebut, dan menyebutnya sebagai “berita yang sangat baik”.
“Ini menunjukkan, vaksin bekerja dan itu menunjukkan vaksin menyelamatkan nyawa,” katanya.
Studi PHE — badan kesehatan masyarakat — tentang data real-world juga menunjukkan orang-orang yang divaksinasi yang terinfeksi jauh lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal atau dirawat di rumah sakit.
Menurut analisis tersebut, rawat inap dan kematian akibat virus berkurang lebih dari 75 persen pada mereka yang telah menerima dosis vaksin Pfizer-BioNTech.
Inggris adalah salah satu negara yang paling terpukul di dunia oleh pandemi COVID-19, dengan hampir 121.000 kematian, menurut data dari Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat.
Inggris menjadi negara pertama yang memulai vaksinasi massal pada Desember lalu. Sejauh ini, lebih dari 17 juta orang atau sepertiga dari populasi orang dewasa Inggris, telah menerima setidaknya dosis pertama.
“Kami akan melihat lebih banyak data selama beberapa minggu dan bulan mendatang, tetapi kami harus sangat terdorong oleh temuan awal ini,” kata Dr Mary Ramsay, Kepala Imunisasi PHE.
‘BUKTI NASIONAL’
Pada saat yang sama, sebuah penelitian di Skotlandia menunjukkan vaksinasi Pfizer-BioNTech dan Oxford-AstraZeneca telah menurunkan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit setelah pemberian dosis pertama vaksin COVID-19.
Studi yang dipimpin oleh University of Edinburgh menemukan, pada minggu keempat setelah menerima dosis awal, vaksin Pfizer mengurangi risiko rawat inap akibat Covid-19 hingga 85%. Sedangkan vaksin Oxford-AstraZeneca mengurangi risiko hingga 94%.
“Hasil ini sangat menggembirakan dan memberi kami alasan yang bagus buat optimistis untuk masa depan,” ujar Dr Aziz Sheikh, yang memimpin penelitian tersebut, dalam sebuah pernyataan.
“Kami sekarang memiliki bukti nasional, di seluruh negara, bahwa vaksinasi memberikan perlindungan terhadap rawat inap COVID-19,” katanya.
“Pemberian dosis vaksin yang pertama sekarang perlu dipercepat secara global untuk membantu mengatasi penyakit mengerikan ini,” tambahnya.
Penelitian tersebut membandingkan hasil dari mereka yang menerima suntikan pertama dengan yang tidak.
Ditemukan bahwa vaksinasi dikaitkan dengan penurunan 81 persen dalam risiko rawat inap pada minggu keempat di antara mereka yang berusia 80 tahun ke atas, ketika hasil untuk kedua vaksin digabungkan.
"This is incredibly good news, it shows that the vaccines work and it shows that vaccines save lives."@MattHancock welcomes @PHE_uk data which shows that hospitalisation and death from #COVID19 is reduced by over 75% after the first dose of the @Pfizer/@BioNTech_Group vaccine. pic.twitter.com/wcACTEHm1Y
— Department of Health and Social Care (@DHSCgovuk) February 22, 2021
‘SANGAT MENJANJIKAN’
Proyek itu, yang menggunakan data pasien untuk melacak pandemi dan peluncuran vaksin secara real-time, menganalisis kumpulan data yang mencakup seluruh populasi Skotlandia berjumlah 5,4 juta jiwa antara 8 Desember dan 15 Februari.
Sekitar 1,14 juta vaksin diberikan kepada 21% penduduk Skotlandia selama periode tersebut.
Sekitar 650.000 orang mendapat vaksin Pfizer-BioNTech, sementara 490.000 memperoleh vaksin Oxford-AstraZeneca.
Ini adalah penelitian pertama yang menggambarkan efek vaksinasi dalam mencegah penyakit parah yang mengakibatkan rawat inap di Skotlandia.
Hasil sebelumnya tentang kemanjuran vaksin berasal dari uji klinis.
Tim peneliti mengatakan temuan itu berlaku untuk negara lain yang menggunakan vaksin Pfizer dan Oxford-AstraZeneca.
Data yang dilaporkan “sangat menjanjikan,” kata Arne Akbar, presiden British Society for Immunology.
“Meskipun tampaknya ada beberapa perbedaan dalam tingkat efektivitas yang diukur di seluruh kelompok usia, penurunan rawat inap untuk kelompok usia yang lebih tua masih sangat tinggi,” katanya.