in ,

Para Ilmuwan: Varian Baru Virus Corona Inggris Lebih Mematikan dari Virus Asli

Varian tersebut diketahui kini telah menyebar di 82 negara.

CakapCakapCakap People! Para ilmuwan pemerintah Inggris semakin menemukan varian baru virus corona yang pertama kali terdeteksi di Inggris lebih mematikan daripada virus asli, sebuah tren yang menyoroti risiko fase baru pandemi ini.

Para ilmuwan pada bulan lalu mengatakan bahwa ada “kemungkinan realistis” bahwa varian itu lebih mematikan.

Sekarang, mereka mengatakan dalam dokumen baru bahwa “kemungkinan” varian tersebut terkait dengan peningkatan risiko rawat inap dan kematian.

Seorang pasien yang menderita COVID-19 difoto di sebuah rumah sakit di Republik Ceko pada Kamis, 11 Februari 2021. [FOTO: REUTERS]

Melansir The Straits Times, Senin, 15 Februari 2021, temuan terbaru didasarkan pada studi yang kira-kira dua kali lebih banyak daripada penilaian sebelumnya dan mencakup lebih banyak kematian akibat kasus COVID-19 yang disebabkan oleh varian baru, yang dikenal sebagai B.1.1.7.

Varian tersebut diketahui kini telah menyebar di 82 negara.

Ilmuwan Amerika mengatakan bahwa varian baru tersebut bisa menjadi versi virus dominan di Amerika Serikat pada Maret.

Sebagian besar kasus COVID-19, bahkan yang disebabkan oleh varian baru, tidak berakibat fatal. Dan para ilmuwan pemerintah mengandalkan studi yang meneliti sebagian kecil dari keseluruhan kematian, sehingga sulit untuk menentukan seberapa besar peningkatan risiko yang mungkin terkait dengan varian tersebut.

Tetapi studi terkuat yang mereka andalkan memperkirakan bahwa varian itu bisa 30 persen hingga 70 persen lebih mematikan daripada virus aslinya.

Varian ini diperkirakan 30 persen hingga 50 persen lebih mudah ditularkan daripada virus aslinya, meskipun beberapa ilmuwan sekarang percaya virus itu bahkan lebih menular dari penilaian sebelumnya.

Varian baru tersebut sekarang menyumbang lebih dari 90 persen kasus di banyak bagian wilayah Inggris.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Para ilmuwan pemerintah Inggris mengambil studi dari London School of Hygiene and Tropical Medicine. Pada Januari, studi tersebut memeriksa kematian 2.583 orang, 384 di antaranya diyakini memiliki kasus COVID-19 yang disebabkan oleh varian baru tersebut. Penelitian itu memperkirakan bahwa orang yang terinfeksi varian baru memiliki risiko kematian 35 persen lebih tinggi.

Sebuah studi terbaru oleh kelompok yang sama menyebutkan dari 3.382 kematian, 1.722 di antaranya diyakini berasal dari varian baru. Studi tersebut menunjukkan bahwa varian tersebut dapat dikaitkan dengan risiko kematian 71 persen lebih tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pandemi COVID-19: Kota Terbesar di Selandia Baru Diperintahkan Untuk Lockdown

China Bilang AS Harus Berpegang pada Standar Tertinggi Untuk Mendukung WHO