in ,

Menurut Studi, Perjalanan Internasional Berkontribusi Besar Terhadap Kematian Akibat Covid-19

Para peneliti dari Universitas Abedeen, Skotlandia mengamati sekitar 37 negara

CakapCakap – Cakap People, perjalanan internasional memiliki dampak yang paling besar terhadap tingkat kematian akibat virus corona. Menurut sebuah penelitian, hal tersebut melanda negara-negara yang terjangkit gelombang pertama pandemi.

Para peneliti dari Universitas Abedeen, Skotlandia tersebut berfokus pada 37 negara yang mengalami dampak paling parah dari pandemi Covid-19.

Data Penelitian yang Digunakan Mulai Tahun 2018

Penerbangan internasional memiliki peranan besar terhadap kematian akibat covid-19. Gambar via kompas.com

Dikutip dari laman BBC, mereka meneliti sejumlah faktor termasuk kedatangan warga di wilayahnya, persentase penduduk yang tinggal di perkotaan, kepadatan penduduk, hingga masalah kesehatan.

Studi itu mengamati beberapa negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Spanyol, Brasil, hingga Italia, serta berfokus di tahap awal pandemi. Tim peneliti menjelaskan jika pemberlakuan pembatasan pada perjalanan internasional dapat membuat perbedaan dalam penyebaran Covid-19.

Melalui penelitiannya, tim menemukan penambahan hingga 1 juta kedatangan orang via penerbangan internasional yang menyumbang terhadap kenaikan 3,4 persen dalam penambahan rata-rata harian kematian akibat virus corona.

Para peneliti tersebut memakai data perjalanan internasional pada 2018 hingga sebelum dilakukan pembatasan penerbangan sebagai perbandingan data tahun 2020. Upaya itu ditempuh demi menyesuaikan tren perjalanan dengan pola penyebaran Covid-19.

Hasil Penelitian bisa Dijadikan Acuan untuk Tren Perjalanan Masa Depan

Banyak negara yang melakukan pembatasan penerbangan internasional. Gambar via kompas.com

Tiberiu Pana yang merupakan salah satu peneliti menyebut jika pihaknya sudah menemukan jika perjalanan internasional merupakan penyebab terkuat dari peningkatan kasus kematian.

“Penilaian kami terhadap data yang tersedia menunjukkan bahwa pembatasan yang sangat dini pada perjalanan internasional mungkin telah membuat perbedaan dalam penyebaran pandemi di Eropa Barat, termasuk Inggris,” jelasnya dikutip dari BBC.

Menurutnya, temuan tersebut sangat penting lantaran dunia sedang berusaha guna mengendalikan gelombang pandemi virus corona serta varian baru Covid-19 di masa depan. Sekaligus mencegah kematian yang lebih banyak karena virus tersebut.

Tak hanya itu, mahasiswa kedokteran tersebut juga mengatakan lebih lanjut apabila tingkat cakupan vaksinasi BCG suatu negara tampaknya mempunyai peranan yang penting. Sedangkan peneliti utama yakni Prof Phyo Myint yang merupakan direktur Aberdeen Clinical Academic Training Scheme menjelaskan apabila penelitian itu bersifat penting.

“Ini adalah penelitian penting yang dipimpin oleh mahasiswa kedokteran, yang telah menunjukkan pemanfaatan data yang tersedia untuk umum, untuk menginformasikan kebijakan masa depan dalam mencegah penyebaran Covid-19.

Studi tersebut dilakukan saat penemuan varian baru Covid-19 di Afrika Selatan sudah mendorong kebijakan perpanjangan pembatasan yang lebih ketat bagi semua turis yang datang langsung ke Skotlandia Cakap People.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tom Holland Ungkap Keinginannya Menjadi James Bond Berikutnya

Puluhan Ribu Orang Unjuk Rasa, Terbesar di Myanmar Sejak 2007; Junta Akhiri Blokade Internet