CakapCakap – Cakap People! Thailand akan mengimpor dosis pertama vaksin AstraZeneca dari Asia setelah Eropa memberlakukan kontrol ekspor. Demikian disampaikan Menteri Kesehatan negara itu pada Kamis, 4 Februari 2021.
Sebagaimana diketahui, Uni Eropa (UE) pekan lalu menetapkan pembatasan ekspor vaksin dari blok tersebut hingga Maret untuk memastikan mereka akan mengamankan pasokan yang telah dibeli sebelumnya, termasuk vaksin dari AstraZeneca Plc.
Reuters melaporkan, Thailand masih akan mengimpor 50.000 dari 150.000 “dosis awal” pertama dari vaksin AstraZeneca akhir bulan ini, hanya saja impor itu tidak akan dilakukan dari Eropa seperti yang direncanakan sebelumnya, kata Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul.
“Produsen akan mendapatkan vaksin dari rantai pasokan lain di luar UE,” kata menteri kesehatan masyarakat Anutin Charnvirakul kepada wartawan.
“Itu [vaksin] akan berasal dari suatu tempat di Asia,” katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut karena dia mengatakan jika tidak, ada risiko intervensi lain untuk mengamankan pasokan.
Korea Selatan dan India adalah beberapa negara di Asia yang saat ini memproduksi vaksin AstraZeneca.
China Sinovac Biotech Ltd juga akan mengirimkan 200.000 dosis pertama dari dua juta dosis vaksin yang telah dipesan Thailand sekitar akhir Februari, Anutin menambahkan.
Strategi vaksin Thailand sebagian besar bergantung pada vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh pabrikan lokal Siam Bioscience, milik Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.
Sebanyak 26 juta dosis yang akan diproduksi oleh perusahaan akan digunakan dalam inokulasi mulai bulan Juni. Thailand berencana untuk menyuntik warganya dengan lima juta dosis vaksin setiap bulan sejak saat itu, kata Anutin.
Thailand telah memesan 35 juta lebih dosis vaksin dari AstraZeneca, tetapi Anutin mengatakan pada Kamis bahwa kontrak untuk volume tersebut belum ditandatangani.
Hingga Sabtu, 6 Februari 2021, Thailand telah melaporkan total sebanyak 23.134 kasus COVID-19, termasuk total 79 kematian akibat virus tersebut.
Sementara itu, secara global, virus corona baru yang menjadi penyebab penyakit COVID-19 ini telah menginfeksi lebih dari 106, 34 juta orang, dengan angka kematian tercatat total sebanyak lebih dari 2,32 juta orang saat artikel ini naik.
Angka pasien COVID-19 yang dinyatakan pulih adalah sebanyak lebih dari 77,98 juta orang di seluruh dunia.