CakapCakap – Cakap People! Amazon pada Selasa, 2 Februari 2021, mengatakan bahwa founder Amazon Inc Jeff Bezos, 57 tahun, akan mundur sebagai chief executive officer (CEO) dan menjadi executive chairman.
The Straits Times melaporkan, langkah itu ditempuh Bezos karena perusahaan itu telah mencetak rekor keuntungan ketiga berturut-turut dan penjualan kuartalan di atas 100 miliar dolar AS (Rp 1,40 triliun) untuk pertama kalinya.
Masa transisi yang dijadwalkan untuk kuartal ketiga, akan menjadikan cloud computing chief Amazon, Andy Jassy, sebagai CEO Amazon berikutnya.
Penjualan bersih Amazon naik menjadi 125,56 miliar dolar AS (Rp 1,76 triliun) karena para konsumen kini beralih ke ritel online terbesar di dunia itu untuk belanja liburan. Pencapaian itu mengalahkan perkiraan analis sebelumnya yang memperkirakan sebesar 119,7 miliar dolar AS (Rp 1,67 triliun), menurut data IBES dari Refinitiv.
Bezos, yang memulai perusahaan itu 27 tahun lalu sebagai tempat menjual buku di Internet, mengatakan dalam sebuah catatan kepada karyawan yang diposting di website Amazon: “Sebagai CEO, saya akan tetap terlibat dalam inisiatif penting Amazon tetapi juga memiliki waktu dan energi yang saya butuhkan untuk fokus pada Day 1 Fund, Bezos Earth Fund, Blue Origin, The Washington Post, dan pada minat saya yang lain. “
Saham Amazon naik kurang dari 1 persen dalam perdagangan setelah jam kerja.
Sementara itu, Andy Jassy bergabung dengan Amazon pada tahun 1997 dan memiliki gelar MBA dari Harvard Business School, menurut website perusahaan. Dia mendirikan Amazon Web Services (AWS) dan mengembangkannya menjadi platform cloud yang digunakan oleh jutaan orang, kata perusahaan itu.
Tom Johnson, chief transformation officer di Mindshare Worldwide, mengatakan promosi Andy Jassy sebagai CEO menggarisbawahi pentingnya layanan Web untuk masa depan Amazon.
“Latar belakang Jassy dalam mengarahkan AWS menunjukkan betapa mengutamakan layanan tersebut terhadap strategi bisnis Amazon. Akan menarik untuk melihat bagaimana hal itu memengaruhi strategi mereka dan menyeimbangkan prioritas itu dengan bisnis periklanan yang berkembang dan raksasa perdagangan,” katanya.
Amazon mengatakan tidak mengumumkan pengganti Jassy saat ini.
Sejak dimulainya wabah virus corona di Amerika Serikat, konsumen semakin beralih ke Amazon untuk pengiriman bahan pokok rumah dan persediaan medis. Ketika banyak usaha dan bisnis menutup usahanya akibat pandemi, sebaliknya, Amazon, retail online terbesar di dunia, malah merekrut lebih dari 400.000 karyawan dan membukukan rekor keuntungan berturut-turut.
Bezos mendirikan Amazon pada tahun 1994 dan kemudian mengembangkannya menjadi raksasa yang mendominasi ritel online, dengan operasi dalam streaming musik dan televisi, bahan makanan, komputasi awan, robotika, kecerdasan buatan, dan banyak lagi.
“Perjalanan ini dimulai sekitar 27 tahun yang lalu,” kata Bezos dalam suratnya kepada karyawan Amazon.
“Selama saya masih memasuki kantor, saya senang dengan transisi ini,” tulisnya.
Saat mengumumkan kabar tersebut, Bezos mengatakan dia akan tetap terlibat di Amazon tetapi juga mencurahkan waktu untuk bisnisnya yang lain, termasuk surat kabar The Washington Post dan perusahaan ruang angkasa swasta Blue Origin.
Dia juga akan berkonsentrasi pada upaya filantropinya, yang meliputi Day 1 Fund dan Bezos Earth Fund, di mana dia memberikan sumbangan sebesar 10 miliar dolar AS (Rp 140 miliar) tahun 2020.
“Saya tidak pernah memiliki lebih banyak energi, dan ini bukan tentang pensiun. Saya sangat bersemangat tentang dampak yang menurut saya dapat ditimbulkan oleh organisasi ini,” tulisnya.
Langkah ini dilakukan Bezos setelah mantan istrinya MacKenzie Scott merebut sorotan di arena filantropi dengan berjanji untuk memberikan sebagian besar kekayaannya untuk tujuan sosial, dimulai dengan hampir 6 miliar dolar AS (Rp 84,1 miliar) tahun 2020 lalu ke berbagai organisasi yang dipilih dengan bantuan penasihat.
Bertransformasi, berinovasi
Saham Bezos di Amazon memberinya nilai kekayaan pribadi sekitar 196 miliar dolar (Rp 2,74 triliun), menjadikannya sebagai orang terkaya nomor satu di dunia, di depan pendiri Tesla, Elon Musk yang sempat menjadi orang terkaya nomor satu dalam waktu singkat.
Kebangkitan Amazon yang menakjubkan terjadi di tengah ekspansi global yang cepat dan mengambil risiko dengan investasi dan inovasinya.
“Sulit dipercaya bahwa Bezos hanya mendirikan perusahaan sekitar 26 tahun lalu,” kata analis Neil Saunders dari perusahaan riset GlobalData.
“Dalam periode singkat itu telah dijejali inovasi dan kewirausahaan seumur hidup yang telah mengubah tidak hanya kekayaan perusahaan, tetapi juga seluruh bentuk dan konfigurasi sektor ritel.
“Fokusnya yang tiada henti pada pelanggan dan upaya terus-menerus untuk menemukan cara berbisnis yang lebih baik membuatnya tidak hanya bertahan, tetapi juga pemimpin era Internet.”
(1 dolar AS = Rp 14.200)