CakapCakap – Cakap People! Dua kali penerapan lockdown akibat virus corona pada tahun 2020 menyebabkan ekonomi Prancis menderita, penanda ekonomi terburuknya sejak Perang Dunia II. Demikian diungkapkan Institut Statistik dan Studi Ekonomi Nasional (INSEE) yang berbasis di Paris, pada hari Jumat, 29 Januari 2021.
Melansir laporan Anadolu Agency, dalam laporan estimasi pertama dari efek ekonomi pada kuartal keempat, INSEE menjelaskan bahwa produk domestik bruto (PDB) Prancis turun 8,3%,
Perkiraan tersebut sedikit lebih baik dari perkiraan awal yaitu penurunan 9% dan perkiraan dari pemerintah sebesar 11%.
PDB 5% di bawah level setahun sebelumnya (perubahan year-on-year), sedangkan penurunan year-on-year adalah 18,8% pada kuartal kedua, katanya.
Karena penerapan lockdown dan jam malam selama Oktober dan Desember, PDB, dalam hal volume, turun 1,3% karena hilangnya aktivitas ekonomi.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga juga menurun 5,4% karena beberapa bisnis non-esensial, toko dan tempat komersial tetap tutup.
Perdagangan luar negeri tumbuh 0,9 poin dan menawarkan tanda-tanda pemulihan karena sektor tersebut melihat peningkatan ekspor seperti peralatan transportasi dan farmasi.
Secara keseluruhan, laporan tersebut mengutip total hilangnya aktivitas “jauh lebih moderat daripada selama lockdown pertama pada Maret-Mei.” Karena dampaknya lebih terasa di sisi permintaan daripada produksi, perubahan inventaris memberi kontribusi lebih dari 0,4 poin terhadap pertumbuhan PDB, dibandingkan minus 1,7 pada kuartal ketiga.
Sekedar diketahui, Prancis telah mencatat total lebih dari 3,1 juta kasus COVID-19, termasuk lebih dari 75.000 orang meninggal dunia.
Prancis menjadi negara dengan kasus tertinggi nomor lima di seluruh dunia, setelah AS, India, Brasil, dan Rusia.
COVID-19 Global
Virus corona baru yang menjadi penyebab penyakit COVID-19 ini telah menjangkiti lebih dari 102 juta orang di seluruh dunia, termasuk telah merenggut nyawa manusia lebih dari 2,2 juta orang sejauh ini.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus infeksi dan kematian akibat COVID-19 tertinggi nomor satu di dunia, dengan telah melaporkan total lebih dari 26,5 juta kasus, dan lebih dari 447.000 kematian.
India menempati tertinggi kedua setelah Amerika, dengan mencatat lebih dari 10,7 juta orang yang terinfeksi, sementara itu lebih dari 154.000 orang meninggal akibat COVID-19.
Brasil melengkapi tiga besar untuk kasus COVID-19 dengan telah mengumpulkan total sebanyak lebih dari 9,1 juta orang yang terinfeksi. Negara ini mencatat angka kematian akibat COVID-19 tertinggi kedua setelah Amerika, yakni total sebanyak lebih dari 222.000 kematian.