CakapCakap – Cakap People! Tingkat pencairan lapisan es di seluruh dunia sesuai dengan “skenario terburuk pemanasan iklim”. Demikian para ilmuwan Inggris memperingatkan dalam penelitian baru.
Sebuah tim dari universitas Edinburgh dan Leeds serta University College London mengatakan laju pencairan es di seluruh wilayah kutub dan pegunungan dunia telah meningkat tajam dalam tiga dekade terakhir.
Menggunakan data satelit, para ahli menemukan bahwa Bumi kehilangan 28 triliun ton es antara tahun 1994 hingga 2017.
Tingkat kerugian telah meningkat dari 0,8 triliun ton per tahun pada tahun 1990-an menjadi 1,3 triliun ton per tahun pada tahun 2017, dengan konsekuensi yang berpotensi menimbulkan bencana bagi orang-orang yang tinggal di wilayah pesisir.
“Lapisan es sekarang mengikuti skenario terburuk pemanasan iklim yang ditetapkan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC),” kata Dr Thomas Slater, seorang peneliti di Pusat Pengamatan dan Pemodelan Kutub di Leeds, seperti dilansir The Jakarta Post.
“Kenaikan permukaan laut dalam skala ini akan berdampak sangat serius pada masyarakat pesisir abad ini.”
Masukan dari IPCC Perserikatan Bangsa-Bangsa sangat penting untuk membentuk strategi perubahan iklim internasional, termasuk Perjanjian Paris 2015 di mana sebagian besar negara penghasil gas rumah kaca sepakat untuk mengurangi dampak pemanasan global.
Penelitian yang dilakukan sejumlah universitas di Inggris yang diterbitkan pada Senin, 25 Januari 2021, di jurnal European Geosciences Union The Cryosphere, adalah yang pertama dari jenisnya yang menggunakan data satelit.
Penelitian ini mensurvei 215.000 gletser gunung di seluruh dunia, lapisan es kutub di Greenland dan Antartika, rak es yang mengapung di sekitar Antartika, dan es laut yang melayang di Arktik dan Samudra Selatan.
Survei menemukan kerugian terbesar dalam tiga dekade terakhir berasal dari es Laut Arktik dan lapisan es Antartika, yang keduanya mengapung di lautan kutub.
Sementara hilangnya es tidak secara langsung berkontribusi pada kenaikan laut, kehancurannya menghentikan lapisan es yang memantulkan radiasi matahari dan dengan demikian secara tidak langsung berkontribusi pada kenaikan permukaan laut.
“Saat es laut menyusut, lebih banyak energi matahari diserap oleh lautan dan atmosfer, menyebabkan Kutub Utara memanas lebih cepat daripada di tempat lain di planet ini,” kata Dr Isobel Lawrence.
“Tidak hanya mempercepat pencairan es laut, namun juga memperburuk pencairan gletser dan lapisan es yang menyebabkan permukaan laut naik,” tambahnya.