in ,

Kota Tertua di Benua Amerika Rawan Musnah Akibat Pandemi, Arkeolog Diancam Mati

Warga sekitar menjarah situs arkeologi tersebut akibat pandemi Covid-19

CakapCakap – Cakap People, Caral merupakan kota tertua yang ada di benua Amerika. Namun keberadaan kota sakral tersebut malah terancam punah, padahal sudah mampu bertahan selama 5.000 tahun lamanya.

Awalnya situs arkeologi tersebut steril dari para manusia modern. Namun kini tempat itu kian dirambah oleh masyarakat setempat. Mereka menganggap jika pandemi Covid-19 membuatnya tak punya pilihan lain selain menempati kota tertua tersebut.

Letak Caral

Awalnya berkembang di gurun gersang. Gambar via andina.pe

Kota tertua ini berada di lembah sungai Supe, kurang lebih sekitar 182 kilometer dari utara ibu kota Lima. Caral berkembang antara 3.000 hingga 1.800 SM di gurun gersang. Bahkan kota tersebut merupakan tempat lahirnya peradaban di AS, orang-orang yang sezaman dengan Firaun di Mesir serta peradaban Mesopotamia.

Peradaban Caral juga lebih dulu eksis daripada Kerajaan Inca yang lebih jauh populer pada abad ke-45. Tapi warga sama sekali tak peduli dengan fakta-fakta yang ada. Mereka bahkan mengambil alih sekitar 10 hektar situs arkeologi Chupacigarro guna menanam buah-buahan, kacang, dan alpukat.

Pengawasan polisi yang minim selama 107 hari lockdown nasional mereka manfaatkan untuk melakukan tindakan tidak terpuji tersebut.

Termasuk Situs Warisan UNESCO

Merupakan situs warisan dunia UNESCO. Gambar via medium.com

Warga yang memanfaatkan situs arkeolog sebagai lahan bercocok tanam tersebut tetap tidak mau pergi kendati sudah dijelaskan. Padahal perbuatan mereka merupakan pelanggaran berat dan bisa berujung masuk bui.

Caral masuk ke dalam situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2009. Area tersebut memiliki luas sekitar 66 hektar serta didominasi oleh 7 piramida batu yang terlihat menyala ketika terkena sinar matahari. Peradaban yang tinggal di Caral diyakini damai, sebab tiada penemuan benteng atau senjata.

Situs tersebut sempat ditutup akibat pandemi, namun dibuka kembali pada Oktober dengan harga tiket masuk 3 dolar AS atau Rp 42.000. Selama kebijakan lockdown, beberapa peninggalan sejarah dijarah. Di bulan Juli, polisi berhasil menangkap 2 orang lantaran merusak sebagian situs yang berisi keramik dan mumi.

Arkeolog Diancam akan Dibunuh

Sang arkeolog tinggal di bawah perlindungan aparat. Gambar via gzt.com

Ruth Shady yang merupakan arkeolog penemu situs Caral di Peru bahkan mendapatkan ancaman pembunuhan jika tak melepas penelitiannya di daerah tersebut. Ia merupakan direktur zona arkeologi Caral yang telah meneliti sejak tahun 1996 ketika penggalian dimulai.

“Suatu hari mereka menelepon pengacara kami, dan berkata kepadanya mereka akan membunuhnya bersama kami dan mengubur kami lima meter di bawah tanah (jika tidak menghentikan penelitian),” jelasnya dikutip dari Kompas.

Shady telah menghabiskan 25 tahun di Caral untuk menghidupkan lagi sejarah sosial serta warisan peradaban. Kini ia tinggal di Lima dengan perlindungan pasca mendapatkan ancaman pembunuhan Cakap People.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fantastis! Segini Biaya yang Dihabiskan untuk Pembersihan Gedung Putih

Kenapa Kate Middleton Sering Menenteng Tas di Tangan Kiri? Ini Alasannya