CakapCakap – Cakap People! Gempa telah mengguncang wilayah provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sejak hari Kamis, 14 Januari hingga Jumat, 15 Januari 2021, dini hari. Peristiwa tersebut membuat sejumlah bangunan roboh, warga panik dan mengungsi, serta korban meninggal dunia dan luka-luka.
Mengutip laporan kantor berita ANTARA, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengungkapkan bahwa sejak hari Kamis hingga Jumat pagi telah terjadi sebanyak 47 kali gempa bumi dan dua dua di antaranya telah merusak bangunan.
“Gempa tektonik terjadi sebanyak 47 kali di wilayah Sulawesi Barat dan sekitarnya,” kata Staf Pusat Gempa Regional IV Makassar Syarifuddin di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 15 Januari 2021.
Syarifuddin menjelaskan, gempa yang terjadi pada hari Kamis, 14 Januari 2021, hingga pukul 23.00 WITA, telah terjadi 28 kali gempa dengan magnitudo terkecil dua Skala Richter (SR) hingga yang terbesar dan membuat kerusakan, yakni di atas 6 SR.
Sedangkan gempa dengan magnitudo terendah, yakni di bawah dua Skala Richter (SR) terjadi sebanyak sembilan kali, ungkap Syarifuddin.
Kemudian gempa antara tiga hingga di bawah empat SR itu terjadi sebanyak 13 kali dan gempa dengan empat hingga lima SR terjadi sebanyak tiga kali. Sementara gempa dengan kekuatan lima hingga di bawah enam SR terjadi sebanyak dua kali serta gempa yang berkekuatan enam SR terjadi satu kali.
Syarifuddin mengatakan, 28 kali gempa itu terjadi sejak hari Kamis, 14 Januari 2021 hingga pukul 23.00 WITA. Kemudian sebanyak 19 kali lainnya merupakan gempa susulan sejak gempa besar terjadi pada Jumat, 15 Januari, dini hari.
“Setelah gempa yang merusak itu telah terjadi 19 kali gempa atau dari Jumat dini hari hingga pagi harinya,” katanya.
Gempa dengan magnitudo 6,2 terjadi di wilayah Sulawesi Barat pada pukul 02.28 WITA dan telah merobohkan banyak bangunan.
Gempa di Mamuju berpusat enam kilometer timur laut Kabupaten Majene 2.98 LS-118.94 BT pada kedalaman 10 kilometer, juga merusak gedung rumah sakit di Mamuju.
Hingga Jumat, 15 Januari 2021, pukul 11.10 WIB tercatat delapan orang meninggal dunia akibat gempa di Kabupaten Majene
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, sejumlah dampak mulai teridentifkasi pascagempa magnitudo 6,2 yang terjadi di wilayah Provinsi Sulawesi Barat.
Data per Jumat, 15 Januari 2021, pukul 11.10 WIB, BNPB Indonesia melaporkan korban meninggal dunia sebanyak delapan orang dan 637 luka-luka. Sementara itu kurang lebih 15.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Update Jumat 15 Januari 2020 Pukul 11.10 WIB. Korban jiwa Kabupten Majene 8 orang (MD), kurang lebih 637 orang luka-luka, kurang lebih 15.000 orang mengungsi,” bunyi keterangan resmi BNPB Indonesia, Jumat, 15 Januari 2021, seperti dikutip detikcom.
Ada 10 titik pengungsian yakni Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana. Gempa di Majene ini turut menghancurkan sejumlah bangunan.
“Kerugian materil Kabupaten Mamuju. Hotel Maleo (rusak berat), kantor Gubernur Sulbar (rusak berat, rumah warga rusak (masih pendataan), RSUD Mamuju (rusak berat), 1 minimarket (rusak berat), jaringan listrik padam, komunikasi selular terputus-putus/tidak stabil,” tulis BNPB.
“Kabupaten Majene. Longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus), 300 unit rumah rusak (masih pendataan), 1 unit puskesmas (rusak berat), 1 kantor Danramil Malunda (rusak berat), jaringan listrik padam, komunikasi selular terputus-putus/tidak stabil,” tulis BNPB.
Merespons kondisi ini, BPBD setempat melakukan penanganan darurat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian. Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal.