CakapCakap – Cakap People! Negara-negara di Eropa dan dunia telah berlomba-lomba memulai program vaksinasi COVID-19 mereka, tetapi perbedaan mulai tampak dalam hal kecepatan serta ketersediaan vaksin.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah memperingatkan perlombaan vaksin itu dengan mengatakan bahwa itu hanya menguntungkan negara-negara kaya.
“Saat ini, 42 negara sedang meluncurkan vaksin COVID-19 yang aman dan efektif,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip Euronews.
“Tiga puluh enam di antaranya adalah negara berpenghasilan tinggi dan enam adalah negara berpenghasilan menengah. Jadi ada masalah yang jelas bahwa negara berpenghasilan rendah dan menengah belum menerima vaksin,” kata Tedros.
Organisasi People’s Vaccine Alliance memperkirakan bahwa, saat ini, negara-negara berkembang akan hanya dapat memvaksinasi satu dari 10 orang.
Negara-negara kaya, termasuk blok Uni Eropa, telah membeli dosis yang cukup untuk melindungi seluruh populasi mereka tiga kali lipat jika semua vaksin yang dipesan disetujui untuk digunakan.
Karena tidak perlu diangkut dan disimpan pada suhu yang sangat rendah, vaksin Oxford-AstraZeneca dari Inggris dianggap bisa menjadi kunci atau solusi untuk banyak negara berpenghasilan rendah yang mengalami kesulitan soal penyediaan fasilitas pendingin.
Ini sudah dikelola di Inggris, tetapi penyedia juga berjanji untuk memberikan dua pertiga dari dosis vaksinnya untuk masyarakat di negara berkembang.
COVID-19 Global
Virus corona baru yang menjadi penyebab penyakit COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 92 juta orang di seluruh dunia saat artikel ini naik, berdasarkan data yang dihimpun oleh Worldometers.
Kematian akibat virus yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China, pada Desember 2019 ini mendekati dua juta orang.