CakapCakap – Pada Senin, 11 Januari 2021 lalu pengadilan Turki menjatuhkan vonis pada Adnan Oktar alias Harun Yahya dengan hukuman 1.075 tahun penjara Cakap People.
Harun Yahya merupakan sosok pendakwah kondang yang pernah masuk ke dalam daftar Muslim paling berpengaruh di dunia. Ia merupakan penceramah yang kerap membawakan isu-isu Islam dan sains. Salah satu yang terkenal ialah ketika dirinya menolak Teori Evolusi Charles Darwin.
Lantas, mengapa penceramah terkenal tersebut divonis hukuman lebih dari 1.000 tahun penjara? Cari tahu alasannya di ulasan berikut ini.
Siapa Harun Yahya?
Adnan Oktar alias Harun Yahya memperoleh popularitas di tahun 1980-an saat ia mendapatkan pengikut di kalangan anak-anak dan mahasiswa elit kaya. Namanya makin melambung kala bersuara tentang sentimen anti-Yahudi, anti-Komunis, anti-Freemason, serta serangkaian teori konspirasi lain.
Puncaknya terjadi pada tahun 1987, saat ia menerbitkan sebuah buku dengan nama Harun Yahya yang berjudul Judaism and Freemansory.
Buku setebal 550 halaman tersebut berisi tentang argumen Oktar yang menyatakan jika kaum Yahudi dan Freemason sudah berhasil menyusup ke institusi negara Turki serta berupaya untuk mendegradasi spiritualitas, moral, serta relijiusitas masyarakat Turki. Buku tersebut sangat laris sampai dicetak hingga 100.000 kali.
Tapi tak lama setelahnya, Oktar ditahan oleh pemerintah setempat dengan tuduhan melakukan kampanye revolusi teokratik. Ia pun mendekam di penjara selama 19 bulan, serta 10 bulan dihabiskan di rumah sakit jiwa. Sebab berdasarkan diagnosa dirinya menunjukkan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif serta skizofrenia.
Memiliki Kelompok Kriminal dan Pelecehan Seksual
Mengutip Daily Sabah yang dilansir dari laman Okezone, Harun Yahya dituntut atas berbagai tuduhan. Mulai dari penyiksaan, spionase, penculikan, penyadapan ilegal, percobaan pembunuhan, penipuan, pemalsuan, pelecehan seksual, hingga ancaman.
Pria berusia 64 tahun tersebut ditangkap bersamaan dengan kelompok pengikutnya pada tahun 2018 lalu, melalui operasi penangkapan skala nasional. Oktar pun divonis bersalah karena telah mendirikan dan memimpin organisasi kriminal, membantu organisasi teroris Gulinest Terror Group (FETO), dan spionase politik atau militer.
Menurut jaksa penuntut, geng yang dipimpin oleh Oktar terlibat dalam skema rekrutmen sejak akhir 1990-an, serta turut melibatkan pencucian otak pada para wanita muda.
“Organisasi tersebut menggunakan anggotanya yang tampan untuk menipu gadis dan wanita muda. Anggota tersebut memperkosa atau melecehkan wanita secara seksual dan diperas lebih dahulu oleh anggota yang berpura-pura bahwa perselingkuhan mereka direkam dalam video. Mereka juga dicuci otak dengan dalih ajaran agama,” jelas jaksa yang dikutip Daily Sabah melansir laman yang sama.
Membantah Dakwaan
Pada pembelaan terakhirnya di persidangan, Oktar secara tegas menolak tuduhan yang dialamatkan padanya. Ia membantah adanya pelecehan seksual dan mengklaim jika dirinya mempunyai hampir 1.000 pacar.
Tak hanya itu, ia juga membantah tuduhan telah menjalankan organisasi kriminal serta menyebut bahwa dirinya hanya mempunyai banyak teman. Oktar pun menyalahkan konspirasi penguasa padanya atas hubungannya dengan FETO Cakap People.