CakapCakap – Cakap People! Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China pada Rabu, 13 Januari 2021. Demikian diungkapkan Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Harto pada hari Selasa, 5 Januari 2021.
Proses vaksinasi pertama yang akan dilakukan oleh Presiden Jokowi rencananya bakal disiarkan secara langsung melalui media. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat bisa menyaksikan dan percaya sehingga semua mau menerima vaksin karena kasus baru dan jumlah kematian akibat COVID-19 telah meningkat secara dramatis sejak akhir November.
“Iya Rabu jadwalnya, 13 Januari dan tata cara prosesnya akan dibahas pada Jumat minggu ini,” ujar Heru Budi Hartono, melansir The Jakarta Globe.
Pembahasan tersebut juga akan menentukan tokoh-tokoh terkemuka lainnya yang akan mendapatkan kesempatan bersama presiden, katanya.
Heru membenarkan presiden akan disuntik dengan vaksin Sinovac yang saat ini merupakan satu-satunya vaksin virus corona yang tersedia di negara ini.
Indonesia mulai mendistribusikan vaksin Sinovac pada Minggu, 3 Januari 2021 dan sejak saat itu setidaknya 700.000 dosis telah didistribusikan ke 34 provinsi, kata Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat.
“Gelombang pertama pengiriman vaksin berjumlah 700.000 dosis tetapi kita merencanakan pengiriman lain segera karena saat ini kita memiliki stok 3 juta dosis,” kata presiden.
Tahap awal vaksinasi menargetkan sebagian besar tenaga medis di seluruh negeri yang dijadwalkan pada Kamis, 14 Januari 2021.
Update Virus Corona Harian
Indonesia telah mencatat total 779.548 kasus virus corona yang dikonfirmasi pada Selasa, 5 Januari 2020, setelah menambahkan 7.445 kasus baru dalam 24 jam terakhir, menurut angka terbaru dari Kementerian Kesehatan.
Virus itu telah menewaskan 23.109 orang di Indonesia sejak wabah dimulai di negara ini pada 2 Maret 2020, setelah mencatat tambahan 109 kematian dalam periode 24 jam.
Indonesia saat ini memiliki 110.693 kasus aktif penyakit sangat menular ini, mewakili 14,2 persen dari keseluruhan kasus.
Rata-rata tujuh hari telah melampaui 7.000 kasus per hari untuk hari kedelapan berturut-turut, ini melanjutkan tren peningkatan infeksi baru yang telah dimulai sejak akhir November.
Korban tewas setiap hari berada di wilayah tiga digit selama 45 hari berturut-turut, periode paling mematikan dalam wabah di Indonesia dengan rata-rata 163 kematian per hari.