CakapCakap – Cakap People! Pemerintah Indonesia akan mendistribusikan vaksin virus corona kepada 181 juta orang dari 270 juta populasi negara ini mulai bulan depan (Januari 2021). Demikian diungkapkan Menteri Kesehatan pada hari Selasa, 29 Desember 2020, di tengah jumlah kasus baru dan kematian harian COVID-19 melonjak pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menteri Kesehatan yang baru dilantik, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan porsi populasi yang mendapatkan vaksin akan cukup untuk menciptakan apa yang disebut kekebalan kawanan (herd immunity) terhadap virus.
“Ada 188 juta warga usia 18 tahun ke atas. Kalau kita keluarkan yang komorbiditas berat, ibu hamil, dan survivor COVID-19, jumlahnya (untuk mendapatkan vaksin) akan berkurang menjadi 181 juta, ”kata Budi dalam video conference di Jakarta.
Menkes mengatakan bahwa Indonesia telah mendapatkan komitmen pasokan untuk 125 juta dosis vaksin Sinovac.
Selain itu, pemerintah juga telah menandatangani kesepakatan dengan produsen vaksin yang berbasis di AS, Novavax, untuk pasokan 130 juta dosis lagi, katanya.
Di saat yang sama, pemerintah sedang mengupayakan pasokan 100 juta dosis vaksin AstraZeneca dari Inggris dan setidaknya 50 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh produsen obat AS yaitu Pfizer bersama mitranya BioNTech dari Jerman, kata Budi.
Periode Terburuk
Negara ini total telah melaporkan sebanyak 727.122 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi pada hari Selasa, 29 Desember 2020, karena Indonesia mengalami periode terburuk sejak wabah dimulai.
Jumlah kematian COVID-19 telah meningkat pesat sejak pertengahan November dan saat ini mencapai total 21.703 hingga Selasa.
Indonesia telah menambahkan lebih dari 188.200 kasus COVID-19 sejak 1 Desember – 29 Desember 2020. Jumlah itu telah melampaui rekor bulanan sebelumnya dengan selisih yang sangat besar.
Selama periode yang sama, setidaknya 4.758 pasien COVID-19 telah meninggal, juga mengalahkan rekor pada bulan sebelumnya untuk jumlah kematian bulanan tertinggi.
Tambahan 251 kematian akibat COVID-19 dilaporkan pada hari Selasa, menjadi jumlah kematian harian tertinggi kedua sejak wabah. Ini untuk kelima kalinya jumlah kematian harian mencapai 200, semua terjadi di bulan Desember ini.
Negara ini telah menambahkan 7.903 kasus baru dalam 24 jam terakhir pada Selasa, juga merupakan total harian tertinggi kedua setelah rekor 8.369 yang sebelumnya dilaporkan pada 3 Desember.
Hotspot Utama
Jakarta adalah penyumbang terbesar penghitungan hari Selasa dengan menambahkan 2.056 kasus baru, ketiga kalinya dalam lima hari terakhir mencatat lebih dari 2.000 kasus dalam satu hari.
Ibu kota negara ini memiliki total 179.660 kasus dan 3.228 kematian hingga Selasa.
Jawa Timur berada di urutan kedua dengan total 82.321 kasus, tetapi memiliki kematian akibat COVID-19 lebih banyak daripada provinsi lain.
Jawa Timur telah mencatat total 5.701 kematian akibat COVID-19, setelah menambahkan 64 orang yang meninggal pada hari Selasa.
Meski begitu, Jawa Tengah menjadi tempat paling mematikan dalam wabah di Indonesia dalam beberapa minggu terakhir.
Jawa Tengah telah memimpin jumlah kematian harian selama sebagian besar periode, termasuk menjadi provinsi baru yang mencetak rekor 91 kematian pada Selasa, sehingga total menjadi3.422. Jumlah itu melampaui Jakarta di tempat kedua dalam hal jumlah total kematian tiga hari lalu.
Jawa Tengah menambahkan 1.056 kasus baru pada Selasa, sehingga total menjadi 79.826. Ini untuk pertama kalinya dalam sebulan ini Jawa Tengah melihat angka harian empat digit.
Jawa Barat telah mencatat 1.329 kasus baru dalam periode 24 jam di tengah tren yang sangat fluktuatif sehingga totalnya menjadi 81.322 kasus pada Selasa, terbesar ketiga setelah Jakarta dan Jawa Timur.
Jawa Barat adalah salah satu dari sedikitnya lima provinsi yang kasus barunya meningkat drastis jika dibandingkan dengan angka di bulan November. Provinsi terpadat di negara ini telah menambahkan sekitar 28.800 kasus sejak awal Desember hingga saat ini, dibandingkan dengan total 16.179 kasus yang tercatat pada bulan November.
Sulawesi Selatan mengalami angka harian tertinggi baru dengan menambahkan 568 kasus baru pada Selasa. Tambahan itu kini menjadikan total kasus di provinsi ini telah melewati 30.000 kasus. Itu jumlah kasus tertinggi di luar Jawa.
Sulawesi Selatan telah mencatat rata-rata 323 kasus per hari sejak 1 Desember, dibandingkan dengan rata-rata hanya 77 kasus per hari pada November.
Sementara kasus baru terus menurun di Riau dan Sumatera Barat, beberapa provinsi lain telah muncul dengan cepat sebagai hotspot baru, termasuk Banten dan Yogyakarta.
Yogyakarta yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa melaporkan total 3.851 kasus pada 1 November dan dalam kurun waktu kurang dari dua bulan mencatat total 11.602 kasus atau meningkat 201 persen.
Banten, tetangga Jakarta, mengalami peningkatan kasus baru dua bulan lalu dan pada awal Desember, Banten masuk dalam sepuluh besar provinsi yang terkena dampak terparah, melansir The Jakarta Globe.