CakapCakap – Cakap People! Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa vaksin yang telah diluncurkan sangat tidak mungkin untuk memberantas COVID-19.
Beberapa negara dengan wabah virus corona terbesar sudah mulai melakukan vaksinasi kepada masyarakat, termasuk Inggris dan Amerika Serikat.
Kepala ilmuwan WHO Dr Soumya Swaminathan mengatakan dalam konferensi pers virtual bahwa belum ada bukti bahwa orang yang telah divaksinasi dapat memasuki negara-negara lain tanpa risiko penyebaran penyakit.
“Saya tidak yakin kami telah memiliki bukti dari vaksin manapun akan mampu mencegah infeksi dan mampu menularkannya kembali,” jelasnya kepada Sydney Morning Herald, Selasa, 29 Desember 2020.
“Kami perlu berasumsi bahwa orang yang telah divaksinasi juga perlu melakukan tindakan pencegahan yang sama sampai ada tingkat kekebalan kawanan tertentu. Ini adalah dinamika dalam bidang yang berkembang.”
Sementara itu, Dr Mike Ryan, direktur Kedaruratan Kesehatan WHO memperingatkan bahwa COVID-19 akan tetap ada.
“Skenario yang mungkin terjadi adalah virus akan menjadi virus endemik lain, virus akan tetap menjadi ancaman tetapi tingkat ancaman yang sangat rendah dalam konteks program vaksinasi global yang efektif,” kata Dr. Ryan.
“Keberadaan vaksin, meski dengan khasiat tinggi, tidak ada jaminan memberantas atau memberantas penyakit menular, itu adalah standar yang sangat tinggi bagi kita untuk bisa sembuh,” ujarnya.
“Pertama dan terpenting kita harus fokus pada penyelamatan nyawa, mendapatkan kendali yang baik atas epidemi ini sehingga masyarakat kita dapat kembali normal dan kemudian kita akan menghadapi sinar bulan yang berpotensi dapat menghilangkan atau membasmi virus ini. Tetapi pada titik ini, berdasarkan pada alat dan pengetahuan yang kita miliki, itu tidak mungkin untuk dikatakan pada saat ini. “
Dr David Heymann dari London’s School of Tropical Medicine and Hygiene melangkah lebih jauh.
“Tidak peduli apa yang telah kita lakukan hingga saat ini, virus itu akan terus menyebar, meskipun ada vaksin, meski sudah terapeutik, meski sudah dilakukan uji diagnostik,” katanya tentang virus tersebut. “Kita harus belajar untuk hidup dengan ini dan menggunakan alat yang kita bisa dengan cara terbaik.”
Dia menyamakan pandemi saat ini dengan cacar dan penggunaan “vaksin tidak sempurna” untuk mengendalikan dan akhirnya memberantas penyakit.