in ,

Desember jadi Bulan Paling Mematikan Akibat COVID-19 di Amerika Serikat

Lebih dari 63.000 warga AS telah meninggal akibat virus corona dalam 26 hari terakhir.

CakapCakapCakap People! Desember menjadi bulan paling mematikan di Amerika Serikat (AS) sejak dimulainya pandemi COVID-19 — dengan lebih dari 63.000 warga AS telah meninggal akibat virus corona dalam 26 hari terakhir.

Sebagai perbandingan, sepanjang bulan November terjadi sekitar 36.964 kematian.

Kematian COVID-19 terjadi setelah beberapa bulan virus tersebut melanda komunitas dari pantai ke pantai, melumpuhkan sistem rumah sakit dan mendorong pembatasan baru yang meluas.

Otorisasi dua vaksin COVID-19 sebelumnya pada bulan Desember menawarkan harapan. Tetapi para ahli terus memperingatkan bahwa sementara akhir sudah di depan mata, pandemi belum berakhir dan gelombang lain yang berasal dari liburan Natal mungkin sedang dalam perjalanan.

Dr. Anthony Fauci, Anthon Fauci, pakar senior penyakit menular Amerika, menerima vaksinasi COVID-19 di kantor NIH di Bethesda, MD Selasa, 22 Desember 2020.

“Kita sangat mungkin melihat sebuah lonjakan pasca-musim – Natal, Tahun Baru,” kata Dr. Anthony Fauci kepada CNN, Minggu pagi, 27 Desember 2020, menunjuk pada perjalanan liburan dan pertemuan pribadi yang sedang berlangsung meskipun ada nasehat ahli kesehatan.

Pakar penyakit menular terkemuka di negara itu menggambarkan potensi peningkatan kasus sebagai “lonjakan demi lonjakan,” mengatakan kepada Dana Bash dari CNN,

Lebih dari 1,1 juta orang diperiksa di bandara pada hari Sabtu, menurut TSA, menandai hari tersibuk ketiga untuk perjalanan udara AS sejak Maret. Lebih dari 616.000 orang di-screen pada Hari Natal saja, dan ratusan ribu lainnya melakukan perjalanan pada hari-hari menjelang liburan.

Jumlah rawat inap COVID-19 di seluruh AS sudah mencapai rekor tertinggi. Pada hari Minggu, negara itu mencatat jumlah rawat inap tertinggi keempat dengan lebih dari 118.720 pasien COVID-19 di seluruh negeri, menurut COVID Tracking Project.

Ini adalah hari ke 26 berturut-turut di mana AS tetap berada di atas 100.000 rawat inap saat ini.

Semua dari lima hari tertinggi untuk rawat inap terjadi dalam seminggu terakhir.

Lonjakan kasus dan rawat inap lainnya, pasti, akan berarti lebih banyak kematian – di atas jumlah kematian yang sudah menghancurkan.

“Ketika Anda menghadapi dasar 200.000 kasus baru sehari dan sekitar 2.000 kematian per hari, dengan rawat inap lebih dari 120.000, kami benar-benar berada pada titik yang sangat kritis,” kata Fauci.

“Saat kita memasuki beberapa minggu ke depan,” tambahnya, “itu mungkin akan menjadi lebih buruk.”

Komentar Fauci hari Minggu muncul ketika AS telah melampaui 19,1 juta kasus virus corona, tonggak lain untuk pandemi, selama lebih dari 11 bulan setelah kasus pertama tercatat di AS pada akhir Januari.

Ilustrasi virus corona. [Foto: CNN]

Hingga Minggu, AS telah melaporkan 125.041 kasus baru dan 1.160 kematian yang dilaporkan, menurut data John Hopkins University.

Total lebih dari 333.000 orang telah meninggal karena COVID-19 di AS. Diperkirakan 193.000 lainnya bisa kehilangan nyawa mereka selama dua bulan ke depan, menurut prediksi dari Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington.

“Proyeksi ini hanya mimpi buruk,” kata Dr. Peter Hotez, spesialis penyakit menular di Baylor College of Medicine.

“Orang-orang masih bisa menyelamatkan nyawa orang yang mereka cintai dengan mempraktikkan jarak sosial dan masker. Dan ingat, vaksin sudah dekat.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pemakaman Pondok Ranggon Untuk Korban COVID-19 di Jakarta Sudah Penuh

Sempat Menolak, Trump Akhirnya Tanda Tangani RUU Bantuan Pandemi, Pulihkan Tunjangan Pengangguran