CakapCakap – Cakap People! Thailand melaporkan lebih dari 500 kasus virus corona dalam satu hari di antara pekerja migran di pusat industri makanan laut pada hari Sabtu, 19 Desember 2020. Sejauh ini, lonjakan kenaikan satu hari tersebut adalah yang terbesar di negara yang sebelumnya telah mengendalikan sebagian besar epidemi itu.
Reuters melaporkan, wabah itu muncul di provinsi Samut Sakhon, barat daya Bangkok, di mana empat orang terinfeksi dilaporkan di pasar udang pada hari Jumat, 18 Desember. Kasus pertama yang dikonfirmasi adalah seorang wanita berusia 67 tahun yang merupakan penjual di pasar.
Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Penyakit Opas Karnkawinpong mengatakan pada konferensi pers bahwa 516 kasus baru ditemukan setelah pengujian yang mencakup 1.192 pekerja migran. Lebih dari 90 persen tidak menunjukkan gejala, katanya.
Secara keseluruhan, lebih dari 550 kasus baru dilaporkan pada hari Sabtu, sehingga total kasus virus corona yang dicatat menjadi lebih dari 4.800 dengan 60 kematian di negara berpenduduk 70 juta itu – lebih sedikit daripada negara mana pun dengan populasi besar kecuali Vietnam.
Mayoritas pekerja migran di Samut Sakhon berasal dari Myanmar, yang menderita wabah virus corona yang jauh lebih buruk daripada Thailand, di mana otoritas kesehatan memuji tindakan awal dengan membatasi penyebaran virus.
Penuhi Pasokan, Thailand Pesan Vaksin COVID-19 AstraZeneca 26 Juta Dosis
Thailand pada hari Jumat, 27 November 2020, telah menandatangani perjanjian dengan produsen obat Inggris AstraZeneca untuk menerima pasokan 26 juta dosis vaksin COVID-19 potensial yang sedang dikembangkan bersama Universitas Oxford tersebut.
Ini menandai kesepakatan pengadaan pertama Thailand untuk pengobatan virus corona.
Berdasarkan kesepakatan itu, Thailand akan memesan vaksin tersebut di muka, senilai sekitar 6 miliar baht (198 juta dolar AS), untuk disetujui digunakan pada pertengahan tahun depan.
“Thailand harus memiliki pasokan dosis vaksin yang cukup baik selama waktu normal maupun keadaan darurat,” kata Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dalam upacara penandatanganan kesepakatan yang dicapai antara Institut Vaksin Nasional Thailand dan AstraZeneca, Kyodo News melaporkan.
Bulan Oktober lalu, pemerintah Thailand menandatangani kontrak dengan AstraZeneca dan universitas Oxford untuk memproduksi vaksin di negara tersebut, setelah AstraZeneca dan Oxford mengumumkan bahwa data menunjukkan bahwa vaksin mereka 70 hingga 90 persen efektif.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Kamis, 26 November 2020, Prayut mengatakan vaksin itu “jauh lebih murah untuk diproduksi dalam jumlah massal daripada beberapa kandidat vaksin lanjutan lainnya” dan dapat disimpan dalam suhu pendingin biasa 2 hingga 8 C, membuat distribusi secara nasional lebih mudah.