CakapCakap – Cakap People, Google Maps seperti yang diketahui tercipta untuk menjadi penunjuk arah. Namun kenyataannya banyak yang dibuat tersesat oleh petunjuk arah buatan Google ini. Salah satu contohnya adalah seorang pemuda Rusia meninggal dalam kondisi membeku karena tersesat berkat arahan Google Maps.
Nasib tragis dialami seorang pemuda bernama Sergey Ustinov. Ia meninggal dalam keadaan beku di suatu tempat dengan cuaca ekstrem bersuhu -50 derajat Celsius. Sergey terdampar selama seminggu di sebuah lokasi yang dikenal dengan nama Road of Bones.
Tidak sendirian, Sergey bersama rekannya yang bernama Vladislav Istomin. Bila Sergey meninggal dalam kondisi membeku di dalam Toyota Chaser miliknya. Sedangkan rekannya mampu bertahan hidup meski ditemukan dalam kondisi hipotermia akut.
Vladislav ditemukan dalam keadaan lengan dan kakinya sangat beku. Pihak medis tengah berjuang menyelamatkan nyawanya.
“Kondisinya sangat memprihatinkan, kami memperjuangkan hidupnya,” demikian ungkap seorang dokter, mengutip dari lansiran The Sun.
Kedua pemuda yang berusia 18 tahun ini awalnya melakukan perjalanan dengan sebuah mobil dari Yakutsk ke pelabuhan Magadan. Keduanya melewati Road of Bones (jalanan tulang) yang terkenal di era Stalin. Memiliki nama mengerikan lantaran dulu seperempat juta orang tewas selama pembangunan jalan tersebut.
Yakutsk sendiri dikenal sebagai kota terdingin di dunia. Namun keduanya melalui kawasan ini lantaran mengikuti arahan Google Maps ketimbang Yandex Maps (layanan peta navigasi Rusia).
Mereka melakukannya karena Google Maps memberikan alternatif rute lebih pendek melalui Tomtor sejauh 1.733 km (1.076 mil) melintasi medan yang tertutup salju. Padahal diketahui dari Yandex Maps, rute tersebut menunjukkan jarak tempuh sepanjang 1.900 km (1.180 mil) di jalan raya federal Kolyma melalui Ust-Nera.
Menurut pemaparan pihak berwajib, jalanan tersebut sebenarnya sudah lama tidak digunakan sejak tahun 1970-an. Terjebak dalam suhu yang sangat ekstrem mencapai -50 derajat Celsius, keduanya juga mengalami masalah pada radiator mobil yang rusak akibat paku kayu di jalan yang tertutup salju.
Di tempat tersebut mereka juga kehilangan sambungan pada seluler sehingga tidak bisa menghubungi layanan darurat. Demi bertahan di tengah suhu ekstrem, keduanya berusaha menghangatkan diri dengan membakar ban.
Namun Sergey tidak mampu bertahan dan meninggal lantaran membeku. Sementara temannya berhasil bertahan hingga ditemukan polisi setelah beberapa hari.
“Seorang polisi mendatangi Tomtor, karena ada informasi bahwa mereka terlihat di sana,” kata pejabat Komite Investigasi Nadezhda Dvoretskaya.
“Dia mulai mencari dengan dua penduduk setempat, dan pada malam hari mereka menemukan mobil itu.”
Menurut pemaparan warga sekitar, kota tersebut memang memiliki suhu dingin ekstrem. Bahkan terparah bisa mencapai -60 derajat Celsius.
“Sekarang di sini sangat dingin, belum -60C tapi di malam dan pagi hari suhunya -57C, dan siang hari suhunya -51C.”