CakapCakap – Cakap People! N219 Nurtanio, sebuah pesawat yang diproduksi oleh perusahaan dirgantara milik negara yaitu Dirgantara Indonesia, telah menyelesaikan uji terbang terakhirnya dengan sukses pada hari Jumat, 11 Desember 2020. Ini membuka jalan untuk penerbangan komersial perdananya di negara ini tahun depan (2021). Demikian diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro.
“Saya baru melihat uji terbang terakhir N219 di Bandung pagi ini. Pesawat itu bagian dari prioritas riset nasional,” kata Bambang, Jumat, 11 Desember 2020.
Menteri mengatakan bahwa N219 akan segera mendapatkan izin sebagai pesawat komersial dari Direktorat Jenderal Lalu Lintas Udara di Kementerian Perhubungan untuk memungkinkan pesawat menerbangkan rute komersial di Indonesia.
“Pesawat tersebut dikembangkan 100 persen oleh putra-putri terbaik Indonesia, diproduksi dan dirakit oleh Dirgantara Indonesia, serta akan disertifikasi untuk pertama kalinya oleh regulator di Indonesia, ”kata Bambang, seperti dikutip Jakarta Globe.
Dirgantara Indonesia, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mengembangkan sejak tahun 2003 dengan tujuan untuk membuat pesawat terbang unik dengan kemampuan penumpang atau kargo untuk melayani pulau-pulau terpencil di Indonesia, dengan biaya total mencapai Rp 1,1 triliun.
Pesawat bermesin ganda dengan 19 tempat duduk ini menyelesaikan penerbangan perdananya pada tahun 2017. Presiden Joko “Jokowi” Widodo kemudian menamai pesawat tersebut sebagai Nurtanio, diambil dari nama pelopor kedirgantaraan Indonesia, Laksamana Muda Udara Nurtanio Pringgoadisuryo.
Nama Nurtanio disematkan untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo. Mantan prajurit TNI Angkatan Udara tersebut adalah perintis pembuatan pesawat terbang di Tanah Air sejak 1946.
China dan Meksiko telah menandatangani kesepakatan untuk membeli pesawat tersebut, sedangkan Thailand dan Myanmar menyatakan minatnya untuk membeli pesawat tersebut. Turkish Aerospace Industries menandatangani kesepakatan dengan Dirgantara Indonesia pada 2017 untuk memproduksi N219 yang akan dijual di Afrika.