CakapCakap – Cakap People! Korea Utara telah melakukan tes COVID-19 kepada lebih dari 9.000 orang, tetapi belum ada laporan wabah virus corona di negara itu. Demikian sebuah laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan pada hari Jumat, 11 Desember 2020.
Menurut laporan mingguan terbaru tentang situasi COVID-19 dari WHO tersebut mengungkapkan bahwa Korea Utara telah melakukan tes COVID-19 terhadap 9.373 orang dan mengklaim bahwa tidak ada kasus yang dilaporkan hingga 3 Desember 2020, kantor berita Yonhap melaporkan.
WHO menyebutkan bahwa hampir setengah dari mereka yang diuji COVID-19 di Korea Utara memiliki penyakit seperti influenza (ILI) dan infeksi saluran pernapasan akut parah (SARI) atau orang-orang yang mengalami demam selama masa karantina.
Sisa warga lainnya yang dites COVID-19 adalah para petugas kesehatan yang ditempatkan di stasiun karantina dan terlibat dalam pengambilan sampel dan pengujian.
WHO juga mengatakan bahwa sebanyak 33.044 orang telah dibebaskan dari karantina pada 26 November 2020.
Korea Utara telah mengklaim bebas virus corona, tetapi kampanye antivirusnya relatif cepat dengan menutup perbatasannya awal tahun ini dan memperkuat tindakan karantina.
COVID-19 Global
Virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 ini telah menjangkiti lebih dari 70 juta orang di seluruh dunia, menurut data yang dihimpun Worldometers, saat artikel ini naik. Angka kematian akibat virus tersebut mendekati 1,6 juta orang, termasuk lebih dari 49,2 juta orang dinyakan pulih.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus infeksi dan kematian akibat COVID-19 tertinggi nomor satu di dunia sejauh ini, dengan telah melaporkan sebanyak lebih dari 16 juta orang yang terinfeksi, dan jumlah kematian semakin mendekati 300.000 orang.
India menempati tertinggi kedua setelah Amerika Serikat, dengan telah mengumpulkan sebanyak lebih dari 9,7 juta kasus infeksi, termasuk lebih dari 142.000 orang meninggal dunia usai terjangkit COVID-19.
Brasil melengkapi tiga besar dengan telah mencatatkan sebanyak lebih dari 6,7 juta kasus COVID-19, dan lebih dari 179.000 kematian — angka tertinggi kedua setelah AS.