CakapCakap – Cakap People! Olimpiade Tokyo yang tertunda akibat virus corona dilaporkan akan membutuhkan biaya tambahan sebesar 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp 26,6 triliun (kurs Rp 14.000), dari anggaran awalnya sebesar 13 miliar dolar AS, atau Rp 182 triliun, meningkat 15 persen, sebuah laporan mengatakan pada Minggu, 29 November 2020.
Penyelenggara Olimpiade akan secara resmi memutuskan peningkatan anggaran untuk Olimpiade paling cepat pertengahan Desember setelah berkomunikasi dengan pemerintah Jepang dan kota tuan rumah Tokyo, Yomiuri Shimbun melaporkan, mengutip sumber Olimpiade yang tidak disebutkan namanya.
Olimpiade 2020 diundur setahun karena COVID-19 menyebar ke seluruh dunia, dan sekarang dijadwalkan dibuka pada 23 Juli 2021.
Tetapi penundaan itu telah menimbulkan banyak biaya baru, mulai dari pemesanan ulang tempat dan transportasi hingga mempertahankan staf panitia penyelenggara yang besar.
Dengan banyak negara yang mengalami gelombang kedua atau bahkan gelombang ketiga COVID-19, ada keraguan tentang apakah acara tersebut dapat diselenggarakan, tetapi penyelenggara dan official Olimpiade bersikeras event itu dapat dilakukan dengan aman.
Tambahan biaya sebesar 200 miliar yen (1,9 miliar dolar AS) pada biaya yang sebelum virus corona sebesar 1,35 triliun yen (13 miliar dolar AS) muncul meskipun penyelenggara bulan lalu telah memangkas 280 juta dolar AS dengan mengurangi segalanya mulai dari staf hingga kembang api, tetapi angka baru itu tidak termasuk biaya tindakann terkait virus corona, kata laporan itu.
Para official memperkirakan tindakan terkait virus corona akan dibiayai oleh pemerintah Jepang, katanya.
Rencana untuk Olimpiade yang lebih murah dan berbiaya lebih rendah diumumkan pada bulan September, dengan lebih sedikit tiket gratis, seremoni penyambutan atlet dibatalkan, dan penghematan pada spanduk, maskot, dan makanan.
Laporan itu muncul setelah seorang pejabat senior pada hari Jumat mengatakan acara uji Olimpiade Tokyo akan dilanjutkan pada bulan Maret dan keputusan tentang kehadiran penggemar akan diumumkan pada musim semi.
Penyelenggara dan official sedang mempertimbangkan daftar panjang kemungkinan penanggulangan virus yang mereka harap akan memungkinkan diadakannya Olimpiade, bahkan jika vaksin belum tersedia.
Ketua Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach awal bulan ini mengatakan dia “sangat yakin” Olimpiade akan memiliki penggemar.
Tapi antusiasme untuk Olimpiade tampaknya telah memudar di Jepang, dengan jajak pendapat selama musim panas menemukan hanya satu dari empat orang Jepang yang ingin menyaksikan penyelenggaraan olimpiade, dan sebagian besar mendukung penundaan lebih lanjut atau pembatalan langsung.
Officila panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar. Demikian AFP melaporkan seperti dilansir The Jakarta Post, Minggu, 29 November 2020.