in ,

Wanita Terinfeksi Virus Corona Ini Lahirkan Bayi Dengan Antibodi COVID-19

Saat didiagnosis COVID-19, Ng-Chan sedang hamil 10 minggu.

CakapCakapCakap People! Kehamilan “dramatis” akibat tertular COVID-19 saat ia hamil berakhir dengan air mata kegembiraan saat Celine Ng-Chan, 31 tahun, melahirkan anak keduanya awal bulan November ini.

Yang melegakan adalah bahwa putranya, Aldrin, tidak hanya lahir bebas dari COVID-19, ia bahkan memiliki antibodi melawan virus tersebut, demikian diungkapkan dokter anak.

Ng-Chan adalah salah satu dari sedikit wanita di Singapura yang terinfeksi virus corona selama kehamilan hingga melahirkan.

“Ini sangat menarik. Dokter spesialis anak mengatakan antibodi COVID-19 saya hilang tetapi Aldrin memiliki antibodi COVID-19,” kata Ng-Chan, seperti dikutip Straits Times, Minggu, 29 November 2020.

“Dokter saya mencurigai saya telah mentransfer antibodi COVID-19 saya kepadanya selama kehamilan saya,” lanjutnya.

Celine Ng-Chan dan putranya yang berusia dua minggu, Aldrin Zaccheus Chan. [Foto: STRAITS TIMES / TIMOTHY DAVID]

Antibodi Aldrin menunjukkan bahwa dia memiliki kekebalan terhadap virus.

Ng-Chan mengungkapkan bahwa putranya memiliki berat 3,5 kg saat lahir pada 7 November 2020 di Rumah Sakit National University Hospital (NUH).

Ng-Chan mengatakan kehamilannya sangat dramatis, karena dia, ibu dan putrinya semuanya tertular COVID-19 setelah kembali dari liburan keluarga ke Eropa pada bulan Maret. Suami dan ayahnya, yang juga sedang dalam perjalanan, lolos dari infeksi.

Ng-Chan hanya mengalami sakit ringan COVID-19 dan keluar dari rumah sakit setelah 2,5 minggu.

Saat didiagnosis COVID-19, Ng-Chan sedang hamil 10 minggu.

“Saya tidak khawatir Aldrin akan tertular COVID-19 karena saya membaca bahwa risiko penularan (dari ibu ke janin) sangat rendah,” ujarnya.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Tidak diketahui berapa banyak bayi di Singapura yang lahir dari wanita penderita COVID-19 saat mereka hamil.

Ketua divisi kebidanan dan ginekologi di Rumah Sakit Wanita dan Anak KK (KKH), Associate Professor Tan Hak Koon, mengatakan kepada The Straits Times bahwa jumlah wanita hamil yang terinfeksi COVID-19 di bawah perawatan rumah sakit tersebut “sangat rendah”, dan belum ada yang melahirkan di RS tersebut.

Prof Tan mengatakan pedoman yang diterbitkan oleh Royal College of Obstetricians and Gynecologists di Inggris pada bulan Oktober mengatakan bukti saat ini menunjukkan bahwa penularan COVID-19 dari wanita hamil ke bayinya selama kehamilan atau kelahiran jarang terjadi.

Bukti saat ini juga menunjukkan bahwa apakah bayi yang baru lahir tertular COVID-19 dari ibunya tidak dipengaruhi oleh cara persalinan, pilihan makanan seperti ASI atau susu botol, atau jika ibu dan bayi tinggal di ruangan yang sama setelah melahirkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 Artis yang Tak Gentar Kena Nyinyir Karena Lancang Umbar Stretch Mark

Ancaman Klaster Keluarga: Warga Jakarta Harus Lebih Disiplin Patuhi Protokol Kesehatan COVID-19, Pakar Mengingatkan