in ,

Presdien Jokowi: Vaksinasi Virus Corona Mulai Bulan Depan atau Awal 2021

Virus ini telah menewaskan lebih dari 15.500 orang di Indonesia.

CakapCakapCakap People! Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu, 18 November 2020, menyatakan keyakinannya bahwa vaksinasi terhadap virus corona dapat dimulai paling cepat bulan depan, karena jumlah kasus yang dikonfirmasi mendekati setengah juta.

Berbicara kepada wartawan setelah melakukan sidak simulasi vaksinasi di Bogor, Jawa Barat, presiden mengatakan batch pertama dari vaksin, yang diproduksi bersama dengan perusahaan China, diharapkan tiba akhir bulan ini tetapi akan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk persiapan.

“Kalau melihat tadi di lapangan dan melihat simulasi tadi kita memperkirakan kita akan mulai vaksinasi di akhir tahun atau di awal tahun, akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021,” kata Jokowi.

Presiden Joko Widodo, kanan, berkunjung ke Puskesmas Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 18 November 2020 untuk meninjau gelaran vaksinasi virus corona. [Foto: Biro Pers Kepresidenan]

Tidak seperti produk lainnya, pendistribusian vaksin di 34 provinsi bakal membutuhkan tenaga dan waktu yang ekstra karena perlu penanganan khusus.

“Berbeda dengan produk lain, peredaran vaksin tidak mudah karena harus disimpan pada suhu tertentu di sepanjang jalan menuju tempat tujuan,” ujarnya.

Lonjakan Dramatis

Pernyataan presiden itu muncul saat beban kasus harian virus corona di Indonesia mendekati tingkat ketika negara mencapai puncak pertamanya pada akhir September.

Hingga Rabu, 18 November, Indonesia telah mencatat total 478.720 kasus yang dikonfirmasi sejak wabah dimulai pada awal Maret. Rata-rata tujuh hari saat ini berada di 4.372 kasus per hari, tepat di bawah level tertinggi 4.379 yang dilaporkan pada 26 September.

Virus itu telah menewaskan total 15.503 orang di negara ini, setelah bertambah 110 orang pada Rabu, 18 November.

Lonjakan kasus baru-baru ini telah meningkatkan jumlah kasus aktif menjadi 60.870 atau 12,7 persen dari keseluruhan kasus.

Jakarta telah mencatat 1.148 kasus dalam 24 jam terakhir, hari keenam berturut-turut melaporkan angka harian empat digit, sehingga totalnya menjadi 121.818 per Rabu – lebih banyak dari provinsi lain.

Sementara Jawa Tengah dan Jawa Barat melaporkan penurunan kasus baru, empat hotspot lainnya melaporkan jumlah yang lebih tinggi dari hari sebelumnya.

Jawa Timur mencatat 480 kasus baru pada Rabu, tertinggi dalam dua bulan, sehingga jumlah kasus yang dikonfirmasi menjadi 57.237.

Provinsi tersebut melaporkan tambahan 27 orang meninggal akibat COVID-19 dalam periode 24 jam, menjadikan total korban tewas menjadi 4.068 – jumlah kematian tertinggi terkait virus corona di seluruh negeri.

Presiden Joko Widodo saat melakukan sidak simulasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 18 November 2020. [Foto via dw.com]

Jawa Tengah mencatat total harian terendah dalam tujuh hari terakhir, dengan 495 kasus pada Rabu, sehingga total menjadi 45.295 kasus. Namun, rata-rata tujuh hari di provinsi tersebut naik menjadi 874.

Setidaknya 2.080 orang telah meninggal akibat virus corona di provinsi itu sejak wabah itu.

Jawa Barat menambahkan 365 kasus baru pada Rabu, sehingga total menjadi 46.602, dengan tren rata-rata tujuh hari yang menurun.

Sumatera Barat, Kalimantan Timur, dan Riau masing-masing melaporkan lebih dari 200 kasus pada Rabu, menunjukkan bahwa peningkatan kasus baru masih jauh dari selesai.

Tiga provinsi tersebut mulai melaporkan lonjakan beban kasus pada akhir Agustus dan sejak itu meningkat pesat untuk mencapai sepuluh besar provinsi yang terkena dampak paling parah, dengan masing-masing lebih dari 17.000 kasus, melansir Jakarta Globe.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berikut 5 Ide Kado Pernikahan yang Unik Tapi Bermanfaat untuk Sahabat!

Kematian COVID-19 di AS Melampaui 250.000 Orang saat Infeksi Melonjak