in ,

PM Inggris Boris Johnson Isolasi Diri Pasca Kontak Dengan Anggota Parlemen yang Positif COVID-19

Johnson, 56 tahun, sebelumnya sudah pernah terjangkit COVID-19 dan ditempatkan dalam perawatan intensif selama tiga malam pada bulan April lalu.

CakapCakapCakap People! Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengisolasi diri setelah melakukan kontak dengan seseorang yang kini dinyatakan positif terkena virus COVID-19. Demikian disampaikan seorang juru bicara pada hari Minggu, 15 November 2020.

“Dia [PM Boris Johnson, red] akan terus bekerja dari Downing Street, termasuk memimpin tanggapan Pemerintah terhadap pandemi virus corona,” juru bicara Downing Street itu menambahkan, mengutip laporan South China Morning Post, Senin, 16 November 2020.

Johnson sudah pernah sebelumnya dirawat di rumah sakit karena terjangkit virus corona pada bulan April lalu. Kali ini “PM baik-baik saja dan tidak memiliki gejala COVID-19”, kata juru bicara itu.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. [Foto: Reuters]

Perdana Menteri Inggris itu diberi tahu bahwa dia harus mengisolasi diri setelah dihubungi oleh pihak NHS Test and Trace negara itu.

Pemberitahuan itu muncul setelah Johnson bertemu dengan sekelompok kecil anggota parlemen di Downing Street pada hari Kamis, termasuk dengan seseorang yang kemudian mengembangkan gejala COVID-19 dan sekarang dinyatakan positif.

“Hari ini saya diberitahu oleh NHS Test and Trace bahwa saya harus mengisolasi diri karena saya telah melakukan kontak dengan seseorang yang dites positif COVID-19. Saya tidak memiliki gejala, tetapi saya mengikuti aturan dan akan bekerja dari No10 [Downing Street, red] karena saya terus memimpin respons pandemi pemerintah,” kata Johnson dalam tweet-nya.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Johnson, 56 tahun, sebelumnya sudah pernah terjangkit COVID-19 dan ditempatkan dalam perawatan intensif selama tiga malam pada bulan April lalu, kemudian ia memuji staf rumah sakit karena telah menyelamatkan hidupnya.

Pemimpin Inggris itu mengatakan bahwa kasus virus corona memburuk secara serius dengan kelebihan berat badan, tetapi sejak itu dia kehilangan 26 pound (12 kilogram).

“Saya akan melanjutkan diet itu, karena Anda harus mencari pahlawan di dalam diri Anda, dengan harapan individu itu jauh lebih ramping,” candanya bulan lalu.

Inggris telah menjadi negara terparah di Eropa oleh pandemi COVID-19 ini, dengan telah mencatat lebih dari 50.000 kematian dari sekitar 1,2 juta kasus positif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

COVID-19: Pemerintah ‘Menutup Mata’ saat Kelompok Garis Keras Melanggar Protokol Kesehatan

Kasus COVID-19 di AS Lampaui 11 Juta saat Infeksi Gelombang Ketiga Melonjak di Seluruh Negeri