CakapCakap – Cakap People! Indonesia mendorong pembukaan akses perjalanan melalui kebijakan travel bubble di Asia Tenggara untuk dimulai pada kuartal pertama tahun depan (2021) karena negara ini berusaha untuk meremajakan sektor pariwisata yang telah dihancurkan oleh pandemi COVID-19.
Asosiasi negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) diperkirakan akan mengumumkan Kerangka Kerja Pengaturan Koridor Perjalanan ASEAN (Travel Corridor Arrangement / TCA) saat negara-negara Asia Tenggara itu bertemu secara virtual untuk KTT ASEAN ke-37 pada hari Kamis, 12 November 2020. ASEAN telah sedang mengerjakan rencana tersebut sejak Indonesia mengajukan kerangka yang diusulkan pada KTT sebelumnya pada Juni lalu.
“Saya sangat menyambut baik pada KTT kali ini kita akan mengeluarkan ASEAN Declaration on ASEAN TCA Framework,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan sambutan dalam rapat pleno KTT dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis, 12 November 2020, melansir laporan Jakarta Globe.
Presiden Jokowi mendorong Dewan Koordinasi ASEAN dan Badan Sektoral untuk bergerak cepat membentuk jalur cepat sementara dan protokol kesehatan pada saat keberangkatan dan kedatangan, menggunakan platform digital terintegrasi di kawasan, menentukan pelabuhan masuk, dan ketentuan protokol kesehatan yang ketat.
“Saya berharap ASEAN TCA dapat beroperasi pada kuartal pertama tahun depan. Pengaturan tersebut akan meningkatkan optimisme bahwa kegiatan ekonomi kita dapat diremajakan secara bertahap dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin. Masyarakat kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Mereka ingin melihat wilayah kita segera bangkit,” kata Presiden Jokowi.
Indonesia saat ini memiliki perjanjian koridor perjalanan dengan Singapura, yang memungkinkan pelancong yang memenuhi syarat untuk melakukan perjalanan bisnis atau resmi di antara mereka.
Negara-negara Asia Tenggara menjadi sumber wisatawan asing terbesar Indonesia pada 2019. Lebih dari 6,18 juta, atau 38 persen dari total wisatawan yang berkunjung ke nusantara tahun lalu, berasal dari negara-negara Asia Tenggara, data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan.
Tahun ini, hanya 3,56 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada periode Januari hingga September, turun 71 persen dari 12,10 juta pengunjung pada periode yang sama tahun lalu.