CakapCakap – Cakap People! Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Nasional memperingatkan pada hari Senin, 9 November 2020 tentang kemungkinan peningkatan kasus virus corona impor yang dibawa oleh jamaah umrah dan pekerja migran yang kembali ke Tanah Air.
“Indonesia harus mengintensifkan skrining di perbatasan dan gerbang internasional karena maraknya kasus virus corona di bagian utara Eropa. Kami mengantisipasi banyaknya pekerja migran yang kembali dan jamaah umrah,” kata juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi video di Jakarta, melansir Jakarta Globe.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pejabat kesehatan harus mengintensifkan pengujian dan, bila perlu, mengkarantina orang-orang yang kembali yang dicurigai terkena virus di perbatasan.
Pernyataannya itu muncul setelah laporan bahwa tiga warga negara Indonesia yang menunaikan ibadah umrah di Mekah dinyatakan positif terkena virus corona.
Setidaknya ada 250 jamaah umrah Indonesia telah berangkat ke Mekah sejak Arab Saudi membuka kembali ibadah umrah untuk jamaah internasional pada 1 November.
“Kita sudah berpengalaman menangani penyakit ini sekitar delapan bulan sekarang, jadi kita harus bisa menampung kasus impor,” kata Wiku.
Ia mengklaim kasus baru virus corona di Indonesia cenderung turun dan proporsi kasus aktif terhadap keseluruhan kasus juga menurun hingga 12,52 persen, jauh di bawah rata-rata global sebesar 26,79 persen.
Namun, angka kematian akibat wabah virus corona di Indonesia masih di atas rata-rata global, 3,34 persen berbanding 2,5 persen, katanya.
Indonesia telah menambahkan 2.853 kasus baru dalam 24 jam terakhir sehingga total negara menjadi 440.569, termasuk 14.689 kematian per Senin, 9 November 2020.
Jumlah kasus aktif virus corona mencapai 53.614 di Indonesia, sementara 372.266 pasien COVID-19 telah sembuh atau keluar dari rumah sakit per Senin.
Indonesia telah menambahkan 30.000 kasus virus sejak 1 November.
Empat provinsi utama dalam pertempuran Indonesia melawan virus corona tetap menjadi kontributor utama penghitungan nasional.
Jakarta, rumah bagi 25 persen kasus virus corona yang dikonfirmasi di seluruh negeri, menambahkan 716 kasus baru pada Senin, sehingga total menjadi 112.743 kasus, termasuk 2.377 kematian. Secara umum, ibu kota negara ini mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dalam kasus baru dalam dua minggu terakhir.
Jawa Timur memiliki total 52.465 kasus dan memimpin angka kematian nasional dengan 3.913 kematian terkait virus corona. Jumlah harian di provinsi ini berkisar antara 200 hingga 300 kasus per hari selama beberapa minggu terakhir.
Jawa Barat menambahkan 330 kasus baru pada Senin, sehingga total menjadi 40.423, juga dalam tren menurun dalam seminggu terakhir.
Jawa Tengah melaporkan rata-rata harian tertinggi kedua sejak awal bulan November, dengan menambahkan 492 kasus per hari dalam minggu yang sangat berfluktuasi sehingga totalnya kini menjadi 38.339 per Senin.
Hanya tiga provinsi lain yang memiliki rata-rata lebih dari 100 kasus per hari, yaitu Sumatera Barat, Kalimantan Timur dan Riau.
Sumatera Barat menempati peringkat keenam sebagai provinsi yang terkena dampak terparah dengan total 16.145 kasus, diikuti oleh Riau (15.757) dan Kalimantan Timur (15.681).
Sulawesi Selatan yang sejak dini terkena virus tersebut kini berada di peringkat kelima dengan total 18.818 kasus. Provinsi ini telah memisahkan diri dari kelompok tiga besar dari empat provinsi yang terkena dampak terparah. Lonjakan virus corona telah melambat di Sulawesi Selatan sejak bulan lalu dan sekarang rata-rata hanya menambahkan 53 kasus per hari.
Sumatera Utara (13.818) dan Bali (12.293) melengkapi sepuluh besar provinsi dengan kasus terbanyak.