CakapCakap – Cakap People! Jumlah infeksi virus corona global akhirnya melampaui angka 50 juta pada hari Minggu, 8 November 2020, berdasarkan penghitungan Reuters, dengan gelombang kedua virus corona dalam sebulan terakhir menyumbang seperempat dari total kasus.
Melansir Reuters, bulan Oktober menjadi bulan terburuk untuk pandemi sejauh ini, dengan Amerika Serikat menjadi negara pertama yang melaporkan lebih dari 100.000 kasus setiap hari. Lonjakan kasus di Eropa juga berkontribusi pada kenaikan tersebut.
Rata-rata dalam tujuh hari terkahir menunjukkan infeksi harian global meningkat lebih dari 540.000 kasus. Sementara sudah lebih dari 1,25 juta orang meninggal karena penyakit pernafasan yang muncul di China akhir tahun lalu ini.
Akselerasi pandemi baru-baru ini bisa dibilang sangat ganas. Butuh waktu 32 hari hingga jumlah kasus meningkat dari 30 juta menjadi 40 juta. Kemudian tambahan 10 juta kasus terjadi hanya dalam 21 hari berikutnya.
Gelombang kedua di Eropa
Eropa yang telah mencatat total sekitar 12 juta kasus, adalah kawasan yang paling parah terkena dampak, melampaui Amerika Latin. Eropa menyumbang 24% dari kematian karena COVID-19.
Wilayah ini melaporkan sekitar 1 juta infeksi baru setiap tiga hari atau lebih, atau sekitar 51% dari total kasus global.
Prancis mencatat 54.440 kasus sehari dalam rata-rata tujuh hari terakhir, tingkat yang lebih tinggi daripada India dengan populasi yang jauh lebih besar.
Gelombang kedua yang menyerang Eropa medorong sejumlah negara utama seperti Jerman, Prancis, dan Inggris untuk memerintahkan banyak warga kembali ke rumah mereka lagi dan menjalankan karantina ketat.
Denmark yang memberlakukan penguncian baru pada populasinya di beberapa wilayah utara, baru-baru ini memerintahkan pemusnahan 17 juta cerpelai setelah mutasi virus corona yang ditemukan pada hewan itu menyebar ke manusia.
AS dengan sekitar 20% kasus global, menghadapi lonjakan terburuk dengan mencatat lebih dari 100.000 kasus per hari pada rata-rata tujuh hari terakhir, data Reuters menunjukkan. Negara ini juga melaporkan rekor lebih dari 130.000 kasus dalam satu hari pada hari Sabtu, 7 November.
Lonjakan terbaru di AS ini juga bertepatan dengan bulan terakhir kampanye pemilu presiden AS, di mana Donald Trump memilih meminimalkan keparahan pandemi dan penantangnya yang sukses, Joe Biden, mendesak pendekatan yang lebih berbasis sains.
Unjuk rasa Trump banyak terjadi di tempat terbuka dengan peserta yang tidak menggunakan masker dan tidak menerapkan social distancing, menyebabkan 30.000 kasus tambahan yang dikonfirmasi dan kemungkinan menyebabkan lebih dari 700 kematian, ungkap ekonom Universitas Stanford memperkirakan dalam sebuah makalah penelitian.
Di Asia, India memiliki beban kasus tertinggi kedua di dunia tetapi telah mengalami perlambatan yang stabil sejak September, meskipun dimulainya musim festival Hindu. Total kasus di India melebihi 8,5 juta kasus pada hari Jumat dan rata-rata harian adalah 46.200, menurut data Reuters.