CakapCakap – Cakap People! Kementerian Luar Negeri China mengatakan akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi hak jurnalis China sebagai tanggapan atas penundaan perpanjangan visa bagi wartawan China oleh Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan Reuters, Senin, 2 November 2020, China mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan tindakan politik yang keras terhadap jurnalis China, kata juru bicara kementerian Wang Wenbin dalam jumpa pers.
“Menjunjung tinggi prinsip menjawab kata-kata dengan kata-kata dan tindakan dengan tindakan, China akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan yang sah dari jurnalis China,” kata Wang.
Amerika Serikat pada bulan Maret memangkas jumlah warga negara China yang diizinkan bekerja di kantor media utama milik China di AS, dan pada 11 Mei membatasi masa tinggal mereka hingga 90 hari, dengan opsi untuk memperpanjang.
China telah mengusir jurnalis AS yang bekerja untuk beberapa surat kabar AS tahun ini, dan memberlakukan pembatasan visa baru pada beberapa perusahaan media AS.
Beberapa jurnalis China pekan lalu diberikan perpanjangan visa karena berakhir secepat 4 November, kata Wang. Yang lainnya belum diberikan perpanjangan, katanya.
“Kami sekali lagi mendesak AS untuk segera melepaskan ilusinya dan menghentikan penganiayaan politik dan penindasan terhadap wartawan China,” kata Wang.
“Jangan katakan bahwa Anda tidak diperingatkan sebelumnya oleh China.”
Hubungan kedua negara memburuk baru-baru ini karena berbagai masalah termasuk perdagangan dan wabah virus corona baru, yang berasal dari China.
AS Cabut Lebih dari 1.000 Visa Pelajar dan Peneliti China
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Amerika Serikat (AS) telah mencabut visa lebih dari 1.000 pelajar dan peneliti China di bawah perintah Presiden Donald Trump yang menuduh beberapa dari mereka melakukan spionase. Demikian diungkapkan Departemen Luar Negeri AS, rabu, 9 September 2020.
Trump, dalam proklamasi 29 Mei ketika ketegangan meningkat dengan Beijing di berbagai bidang, menyatakan bahwa beberapa warga negara China yang secara resmi di Amerika Serikat untuk belajar telah mencuri kekayaan intelektual dan membantu memodernisasi militer China.
Kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Chad Wolf, mengatakan sebelumnya bahwa Washington memblokir visa “untuk mahasiswa pascasarjana dan peneliti China tertentu yang terkait dengan strategi fusi militer China, untuk mencegah mereka mencuri dan sebaliknya melakukan penelitian sensitif,” melansir Al-Jazeera, Kamis, 10 September 2020.