in ,

WHO: Kematian COVID-19 Harian di Eropa Naik Hampir 40 Persen Dibanding Minggu Lalu

Ketika ditanya apakah gelombang kedua akan lebih buruk daripada gelombang pertama, dia menjawab: “Kita akan melihat puncak yang berbeda.”

CakapCakapCakap People! Kematian harian akibat COVID-19 di Eropa naik hampir 40 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

BBC News melaporkan, Rabu, 28 Oktober 2020, juru bicara WHO Dr Margaret Harris mengatakan Prancis, Spanyol, Inggris, Belanda dan Rusia menyumbang sebagian besar kasus yang meningkat di Eropa yakni sebanyak sepertiga.

“Kekhawatiran kami adalah bahwa unit perawatan intensif di rumah sakit sekarang mulai dipenuhi oleh orang-orang yang sakit parah,” dia memperingatkan.

Rusia melaporkan rekor harian 320 kematian, sehingga mendongkrak total angka kematian menjadi 26.589 kasus.

Kondisi serupa juga terjadi di Italia, dengan 221 kematian diumumkan dalam 24 jam terakhir. Jumlah total kematian di Austria melebihi 1.000 pada hari Selasa, 27 Oktober 2020.

Dua wanita mengenakan masker wajah melawan virus corona saat menunggu untuk menyeberang jalan di pusat kota Moskow, Rusia, Rabu, 23 September 2020. [Foto: AP / Alexander Zemlianichenko]

Rusia memiliki jumlah kasus COVID-19 tertinggi keempat di dunia setelah AS, India, dan Brasil. Data BBC menunjukkan, Rusia mencatat 16.550 infeksi lagi pada hari Selasa dan pihak berwenang sekarang telah mewajibkan penggunaan masker di semua tempat ramai.

Sementara itu, tingkat infeksi juga melonjak di Italia menjadi hampir 22.000 dalam 24 jam terakhir. Para pejabat mengatakan, pengujian COVID-19 juga telah ditingkatkan. Di sisi lain, aksi protes berlangsung di kota-kota besar di seluruh Italia pada Senin malam untuk menentang babak baru pembatasan kegiatan.

Berbicara kepada program BBC World at One pada hari Selasa, 27 Oktober 2020, Dr. Harris berkata: “Di seluruh wilayah Eropa kami melihat peningkatan kasus dan kematian yang intens dan memang mengkhawatirkan.

Dia mengatakan kasus harian naik sepertiga dibandingkan dengan minggu sebelumnya, sementara kematian harian meningkat “mendekati 40 persen”.

“Meski manajemen kapasitas rumah sakit lebih baik, rumah sakit di beberapa negara cepat penuh,” dia memperingatkan.

Dr Harris mengatakan efektivitas pembatasan baru yang diberlakukan di sejumlah negara Eropa hanya dapat dianalisis dalam waktu dua minggu karena “kelambatan”.

“Kami akan melihat penurunan kasus, tetapi Anda tidak akan melihatnya dalam semalam,” kata juru bicara WHO.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Dan ketika ditanya apakah gelombang kedua akan lebih buruk daripada gelombang pertama, dia menjawab: “Kita akan melihat puncak yang berbeda.

“Kabar baiknya adalah rumah sakit kita jauh lebih baik dalam memahami apa yang terjadi di sini, tetapi kebalikannya adalah dalam mendapatkan pengalaman itu, mereka telah bekerja sangat keras untuk waktu yang sangat lama dan mereka juga tahu apa yang akan mereka hadapi akan menjadi suram.

“Hal baik lainnya dalam arti adalah bahwa jumlah yang sangat besar yang kami lihat berada dalam kelompok yang idealnya tidak akan berkembang menjadi penyakit yang lebih parah – itu adalah kelompok yang lebih muda. Tapi itu bukan jaminan.

“Kedua faktor tersebut menunjukkan bahwa kita mungkin tidak melihat peningkatan kematian yang mengerikan seperti yang kita lihat pada bulan April,” kata Dr. Harris.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Malaysia Karantina 10.000 Polisi Terkait COVID-19, Mendagri: Mereka yang Paling Terpapar Virus

Punya Baju yang Kelunturan? Atasi dengan 4 Trik Berikut!