in ,

Tingkat Komplikasi COVID-19 Jauh Lebih Tinggi dari Flu; Jendela Terbuka dan Partisi Disarankan untuk Ruang Kelas

Pasien COVID-19 memiliki tingkat kematian lima kali lebih tinggi dan sekitar dua kali lipat keharusan masuk unit perawatan intensif.

CakapCakapCakap People! Tingkat komplikasi lebih tinggi pada pasien COVID-19 parah dibandingkan dengan sakit flu parah. Demikian diungkapkan sebuah studi baru di Amerika Serikat.

Berdasarkan laporan Reuters, Kamis, 22 Oktober 2020, peneliti membandingkan 3.948 orang dewasa yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 dengan 5.453 dirawat di rumah sakit pada tahun-tahun sebelumnya karena influenza.

Hasil dari penelitian tersebut mengatakan, pasien flu memiliki lebih tinggi tingkat kondisi medis yang mendasari, seperti penyakit jantung dan diabetes ketimbang pasien COVID-19.

Ilustrasi. [Foto: Times of India]

Meski begitu, pasien COVID-19 memiliki tingkat kematian lima kali lebih tinggi dan sekitar dua kali lipat keharusan masuk unit perawatan intensif. Pasien COVID-19 juga memerlukan jumlah hari perawatan di rumah sakit sekitar dua kali lipat lebh lama daripada pasien flu.

Para pasien COVID-19 yang diteliti juga memiliki tingkat komplikasi penyakit lebih banyak. Ada 17 komplikasi penyakit berbeda termasuk yang melibatkan paru-paru, darah, jantung, pembuluh darah, sistem saraf, ginjal dan hati.

Studi yang diterbitkan pada hari Selasa, 20 Oktober 2020 di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS tersebut juga menemukan bahwa risiko komplikasi COVID-19 lebih tinggi di antara orang kulit hitam. Hispanik dan pasien non-kulit putih lainnya, bahkan setelah mempertimbangkan usia dan kondisi medis yang mendasarinya.

“Kesenjangan ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa kelompok ras dan etnis minoritas di AS dipengaruhi oleh COVID-19 secara tidak proporsional,” kata para peneliti.

Ilustrasi virus corona. [Foto: CNN]

Jendela terbuka dan partisi kaca disarankan untuk ruang kelas

Anak-anak akan lebih aman dari virus corona baru jika ruang kelas memiliki partisi kaca atau plastik yang di meja, jendela terbuka, dan AC, kata para peneliti.

Menggunakan komputer untuk memetakan jalur aerosol yang berpotensi mengandung virus melalui udara, mereka menemukan bahwa hampir 70% partikel yang dihembuskan selama percakapan akan keluar dari ruangan jika jendela dibuka.

Penghalang atau partisi kaca antara meja dengan jarak sekitar 8 kaki (2,44 m) selanjutnya akan mengurangi transmisi partikel tersebut.

Hingga setengah dari partikel yang dihasilkan oleh batuk atau bersin mendarat di lantai atau dibersihkan oleh AC dalam 15 menit, para peneliti melaporkan pada hari Selasa, 20 Oktober 2020, di Physics of Fluids.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Greenpeace: Hampir Sepertiga Kebakaran Hutan di Indonesia Terjadi di Hutan Industri dan Kelapa Sawit

4 Cara Perawatan Kulit Berminyak Agar Bebas dari Masalah Kulit Lain