Yanita Nurhasanah
CakapCakap – Cakap People, wanita berusia 73 tahun ini menduduki puncak daftar Forbes Richest Self-made Women untuk tahun ketiga kalinya secara berturut-turut. Prestasinya tersebut berkat bisnisnya ABC Supply, yang meraup penjualan US$11,7 miliar pada 2019.
Wanita bernama Diane Hendricks ini memiliki kekayaan pribadi mencapai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 117,9 triliun. Hartanya tersebut menempatkan namanya sebagai orang terkaya ke-211 di dunia pada tahun ini.
Kesuksesan perempuan kelahiran 1947 ini bukanlah perkara instan. Awalnya, ia memutuskan menetap di sebuah kota kecil di Wisconsin, AS bersama sang suami, Kenneth Hendricks. Ken Hendricks sendiri adalah seorang kontraktor atap dan memiliki banyak rekan bisnis dan investor yang bergerak di bidang real estate.
Dikutip dari media Bisnis, pada tahun 1982 pasangan suami istri ini mendirikan ABC Supply yang merupakan perusahaan penyalur atap rumah atau genteng. Bisnis mereka berkembang pesat hingga akhirnya di tahun 2001 pasangan tersebut membentuk Hendricks Holding Company.
“Saya tahu bisnis harus terus berjalan. Itu adalah pekerjaan hidup kami, “kata Diane kepada New York Times dalam wawancara tahun 2009.
Hendricks Holding Company memiliki portofolio besar meliputi perusahaan industri, perusahaan logistik, real estate, perawatan kesehatan, dan banyak lagi. (“ABC Supply” adalah singkatan dari “American Builders and Contractors Supply”.)
Ken Hendricks meninggal pada 2007, ia terjatuh dari atap rumahnya di Wisconsin pada usia 66 tahun. Diane menjalankan bisnis tersebut sendirian setelah kematian Ken Hendricks. Diane terus mengembangkan bisnis ke level baru dan lebih maju.
Diane Hendricks memutar keuangannya dengan berbagai cara. Ia memiliki perusahan konstruksi yang membangun lapangan baseball untuk afiliasi liga kecil Oakland Athletics. Organisasi nirlaba yang dipimpinnya sedang membuat sekolah charter yang akan dibuka pada 2021 mendatang.
Diane juga pengembangan ekonomi lokal, membangun kembali seluruh blok di Beloit dan membawa beberapa bisnis baru ke negara bagian tersebut.
Menurut Forbes, ibu dari tujuh orang anak ini melakukan dua akuisisi terbesar perusahaan pada 2010 dan 2016. Ia berhasil meningkatkan penjualan dari US$3 miliar pada 2007 menjadi US$11,7 miliar pada 2019
