CakapCakap – Cakap People! Bank Dunia pada hari Rabu, 7 Oktober 2020, mengatakan bahwa pandemi virus corona bisa mendorong sebanyak 150 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem pada akhir 2021. Hal ini menggagalkan upaya pengentasan kemiskinan yang lebih dari tiga tahun telah mengalami kemajuan.
Melansir Reuters, Kamis, 8 Oktober 2020, dalam rilisan laporan dua tahunan tentang kemiskinan dan kemakmuran bersama, Bank Dunia mengatakan, 88 juta hingga 115 juta orang lainnya akan jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem di akhir tahun 2020. Kondisi ini merujuk pada masyarakat dengan pendapatan kurang dari 1,9 dolar AS per hari.
Laporan Bank Dunia itu mengatakan bahwa jumlahnya bisa tumbuh menjadi 111 juta hingga 150 juta pada akhir 2021.
Berdasarkan perhitungan tersebut, itu berarti bakal ada 9,1%-9,4% populasi dunia akan hidup dalam kemiskinan ekstrem tahun ini. Itu merupakan kenaikan angka kemiskinan ekstrem untuk pertama kalinya dalam waktu sekitar 20 tahun.
Tingkat kemiskinan ekstrem tahun 2019 lalu diperkirakan sekitar 8,4%. Sebelum virus corona menyerang, Bank Dunia memproyeksikan, angkanya akan turun menjadi 7,5% pada tahun 2021.
“Pandemi dan resesi global dapat menyebabkan lebi dari 1,4% populasi dunia jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem. Ini merupakan kemunduran yang serius bagi upaya kemajuan pembangunan dan pengurangan kemiskinan,” ungkap Presiden Bank Dunia David Malpass seperti dikutip Reuters.
Kemiskinan tersebar di banyak negara
Laporan terbaru dari Bank Dunia menemukan, banyak orang yang sangat miskin berada di negara-negara yang sudah memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi. Tetapi, sekitar 82% di antaranya berada di negara-negara berpenghasilan menengah
Garis kemiskinan didefinisikan sebagai pendapatan US$ 3,2 per kapita per hari untuk negara berpenghasilan menengah ke bawah, dan US$ 5,5 untuk negara berpenghasilan menengah ke atas.
Bank Dunia juga mencatat, semakin banyak penduduk perkotaan yang akan masuk ke dalam jurang kemiskinan ekstrem karena mulai kehilangan pekerjaan akibat pandemi virus corona.
Negara-negara Afrika yang berada di kawasan Sahara memiliki tingkat tertinggi untuk masyarakat dengan penghasilan kurang dari US$ 1,9 per kapita per hari. Pada akhir 2021, wilayah tersebut akan mengalami peningkatan lebih dari 50 juta orang.
Sekitar 42% dari populasi kawasan itu dapat hidup di bawah kemiskinan ekstrem pada tahun 2021 dibandingkan dengan perkiraan sebelum virus corona menyebar sebesar 37,8%.
Bank Dunia mengatakan, krisis akibat virus corona dapat mengurangi pendapatan dari 40% golongan orang-orang termiskin. Hal ini menyebabkan ketimpangan pendapatan dan mengurangi mobilitas sosial.
Bank Dunia mengatakan bahwa untuk kembali ke jalur pengentasan kemiskinan yang telah direncanakan, negara-negara akan membutuhkan tindakan kolektif untuk mengendalikan virus. Semua harus memberikan dukungan bagi rumah tangga dan segera membangun ekonomi yang lebih tangguh setelah pandemi usai.
“Negara-negara perlu mempersiapkan ekonomi yang berbeda pasca-COVID, dengan mengizinkan modal, tenaga kerja, keterampilan dan inovasi untuk pindah ke bisnis dan sektor baru,” kata Malpass.