in ,

Bisakah Virus Corona Bergerak Lebih dari 6 Kaki di Udara?

Virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 ini telah menginfeksi lebih dari 35,3 juta orang di seluruh dunia

CakapCakapCakap People! Bisakah virus corona bergerak lebih dari 6 kaki (1,82 meter) di udara? Penelitian menunjukkan itu bisa, tetapi tidak jelas seberapa banyak pandemi yang disebabkan oleh kasus-kasus seperti itu.

Menurut laporan VOA, Jumat, 2 Oktober 2020, penelitian menunjukkan bahwa orang bisa menyebarkan droplets (tetesan cairan) dengan berbagai ukuran ketika mereka batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, berteriak atau bahkan hanya sekedar bernapas. Virus corona dapat menumpang partikel-partikel ini.

Foto ilustrasi: Peter Hamlin / AP

Dengan dugaan itu, saran untuk menjaga jarak 6 kaki atau sekitar dua meter memang berdasar. Tujuannya, agar droplets atau partikel bisa jatuh ke tanah sebelum bergerak dan menyebar.

Tetapi, beberapa ilmuan masih berfokus pada partikel yang lebih kecil atau disebut aerosol. Menurut pemaparan, bentuk itu bisa menyebar ke seluruh ruangan dan menumpuk jika ventilasi buruk. Sehingga, berpotensi menimbulkan infeksi jika terhirup.

Tak hanya itu, bentuk aerosol diperkirakan juga bisa bertahan di udara hingga berjam-jam.

“Untuk aerosol, 6 kaki bukanlah jarak ajaib. Sehingga, menjaga jarak lebih jauh lebih baik,” kata Linsey Marr, yang meneliti penularan penyakit menular melalui udara di Virginia Tech di Blacksburg, Virginia.

Beberapa ilmuwan mengatakan ada cukup bukti tentang aerosol dan virus untuk mengambil tindakan perlindungan.

Selain saran biasa, para peneliti juga menekankan perlunya sistem ventilasi dan pemurni udara saat berada di dalam ruangan. Bahkan lebih baik, kata mereka, untuk tetap berada di luar ruangan saat berinteraksi dengan orang lain.

Foto ilustrasi: Pixabay

Kasus virus corona global

Cakap People! Virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 ini telah menginfeksi lebih dari 35,3 juta orang di seluruh dunia, termasuk telah merenggut nyawa lebih dari satu juta manusia, saat artikel ini diturunkan. Sementara itu, angka kesembuhan mencapai lebih dari 26,6 juta orang secara global.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus dan kematian akibat virus corona tertinggi di dunia, dengan telah mencatat lebih dari 7,6 juta orang terinfeksi, dan lebih dari 214.000 orang meninggal usai terjangkit virus tersebut.

India menempati peringkat kedua, di belakang AS, dengan telah melaporkan lebih dari 6,6 juta kasus, termasuk lebih dari 102.000 kematian akibat virus corona.

Sementara itu, Brasil melengkapi tiga besar dengan mencatat lebih dari 4,9 juta kasus virus corona, dengan lebih dari 146.000 orang meninggal dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

India Capai 100.000 Orang Meninggal Akibat Virus Corona, Termasuk 500 Dokter

Pemerintah Tetapkan Batas Biaya Tes Swab COVID-19 Sebesar Rp 900.000