CakapCakap – Cakap Pepople, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya memtuskan memberlakukan pembatasan kegiatan di malam hari hingga pukul 20.00 WIB. Alhasil, seluruh perekonomian terutama pelaku usaha, seni dan budaya juga terpaksa harus berhenti berkegiatan sebelum mendapatkan tindakan tegas.
Melansir dari laman Media Indonesia, di kawasan pusat pertokoan Jalan KHZ Mustofa, Kota Tasikmalaya, seluruh aktivitas didaerah tersebut berhenti total sebelum pukul 20.00 WIB. Perlahan kawasan yang menjadi pusat titik keramaian dan kemacetan ini layaknya kota mati. Tidak ada pejalan kaki yang terlihat hilir mudik.
Petugas gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya ternyata terus berkeliling. Apabila ada toko dan pedagang kaki lima masih beraktivitas maka semua harus ditutup segera.
“Kita keliling untuk menindak warga yang tidak menggunakan masker, sosialisasi berlakunya jam malam dan toko-toko hingga usaha lainnya. Kalaum masih ada aktivitas kita suruh tutup. Aturan ini berlaku hingga 12 Oktober 2020,” kata Perwira Pengendali (Padal) Kapten Chb Agus Rakhmat, Jumat (2/10) malam.
Langkah ini diambil menyusul membludaknya kasus positif covid-19 di Tasikmalaya. Bahkan, Pemkot Tasik kewalahan menyediakan ruangan untuk isolasi dan perawatan pasien positif corona.
Dilansir dari Radar Tasikmalaya Pemkot Tasik sedang menjalin komunikasi dengan beberapa pemilik hotel. Nantinya kamar-kamar hotel digunakan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. Sebanyak dua hotel sudah siap digunakan untuk isolasi pasien corona.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasik, yang merangkap sebagai Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan menyampaikan bahwa, pihaknya sudah bernegosiasi dengan beberapa hotel namun baru 2 hotel yang sudah bersedia dijadikan tempat isolasi.
“Kalau sewaktu-waktu dibutuhkan, kita akan informasikan,” kata Ivan.
Akan tetapi, Pemkot Tasikmalaya akan memilih satu di antara dua hotel tersebut. Karena, isolasi untuk pasien tidak bisa sembarangan dan harus mempertimbangkan berbagai aspek. Tempat isolasi pasien juga harus memenuhi standar pelayanan.
“Kalau terlalu banyak tempat, pengawasannya juga akan lebih makan tenaga. Gedung pemerintahan mungkin pilihan terakhir,” terangnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, saat ini ruang isolasi di rumah sakit hampir terisi penuh.
Hanya tersisa empat ruangan di RSUD dr Soekardjo yang masih kosong. Sementara ruang isolasi di rumah sakit lain 100 persen penuh. Ruang isolasi di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Universitas Siliwangi (Unsil) ada 40 ruangan itupun uga sudah terisi.