in ,

Seseorang yang Narsistik Ternyata Lebih Cenderung Aktif di Dunia Politik

Temuan yang agak mengejutkan ini muncul dari meta-analisis data terbaru tentang ciri-ciri kepribadian pemilih Denmark dan Amerika.

CakapCakapCakap People! Seseorang yang narsistik ternyata lebih cenderung terlibat dalam politik. Temuan yang agak mengejutkan ini muncul dari meta-analisis data terbaru tentang ciri-ciri kepribadian pemilih Denmark dan Amerika.

Peserta yang mendapat skor lebih tinggi untuk narsisme tidak hanya lebih bersemangat untuk memilih, tetapi juga lebih mungkin memberikan sumbangan dan menandatangani petisi.

Analisis baru yang diterbitkan dalam “Journal of Personality and Social Psychology” mengumpulkan data dari tiga survei, dua dilakukan di Amerika Serikat yang melibatkan 2.280 dan 2.450 peserta, satu survei lagi di Denmark dengan melibatkan 500 sukarelawan.

Ilustrasi. [Foto: Pixabay]

Dalam ketiga survei ini, para peserta ditanyai tentang riwayat pemungutan suara dan aktivitas politik mereka, terutama yang berkaitan dengan partisipasi mereka dalam demonstrasi, diskusi, kontak dengan politisi, sumbangan keuangan dan lainnya.

Didefinisikan berdasarkan sejumlah karakter seperti keegoisan, hak dan kebutuhan untuk dikagumi, narsisme diukur dengan bantuan kuesioner di mana peserta harus memilih opsi yang paling tepat menggambarkan kepribadian mereka dalam pasangan kalimat.

Misalnya, mereka harus memilih antara “Saya harus selalu dihormati ” atau “Saya hanya pantas dihormati untuk beberapa hal”. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa narsisme dikaitkan dengan lebih banyak partisipasi dalam kegiatan politik akar rumput, seperti menghubungi perwakilan partai. Orang-orang yang paling narsis juga lebih cenderung memilih dalam pemilihan paruh waktu di Amerika Serikat.

“Gambaran umumnya adalah bahwa individu yang percaya pada diri mereka sendiri, dan percaya bahwa mereka lebih baik dari yang lain, lebih sering terlibat dalam proses politik. Pada saat yang sama, individu-individu yang lebih mandiri juga kecil kemungkinannya untuk mengambil bagian dalam proses politik. Ini berarti bahwa kebijakan dan hasil pemilu dapat semakin dipandu oleh mereka yang sama-sama menginginkan lebih tetapi memberi lebih sedikit,” kata Profesor Ilmu Politik di Penn State University AS dan salah satu penulis studi, Peter Hatemi, seperti dilaporkan Malay Mail, Selasa, 29 September 2020.

Ilustrasi. [Foto via Kompas.com]

Menurut peneliti, menemukan cara untuk meningkatkan keterlibatan politik pemilih yang lebih beragam sambil mengurangi representasi berlebihan dari orang yang narsis dapat membantu melindungi masa depan demokrasi Amerika. Sebuah pesan yang sangat penting pada saat hanya ada beberapa minggu tersisa sebelum pemilihan presiden di Amerika Serikat.

One Comment

Leave a Reply

One Ping

  1. Pingback:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kutipan Debat Panas Pilpres AS, Biden-Trump: “Bisakah Anda Tutup Mulut, Bung?”

11 Menkes dari Berbagai Negara yang Mundur atau Dipecat Selama Pandemi