in ,

Tak Kunjung Melambat, 100 Juta Vaksin COVID-19 Diamankan Untuk Negara-negara Miskin

Virus corona belum menunjukkan tanda-tanda perlambatan setelah merenggut lebih dari satu juta nyawa di seluruh dunia.

CakapCakapCakap People! Hingga 100 juta dosis tambahan dari setiap vaksin COVID-19 akhirnya akan diamankan untuk pengiriman ke negara-negara miskin pada tahun 2021. Demikian diumumkan kelompok kesehatan pada hari Selasa, 29 September 2020, seiring virus corona baru yang tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan setelah merenggut lebih dari satu juta nyawa di seluruh dunia.

Pengumuman tersebut menggandakan jumlah dosis yang sudah diamankan dari Serum Institute of India oleh aliansi vaksin Gavi dan Yayasan Bill & Melinda Gates, menyusul kesepakatan awal bulan lalu. Kemitraan kesehatan publik-swasta menekankan bahwa total vaksin akhirnya “berpotensi beberapa kali” lebih besar, dan mengatakan harga akan dibatasi pada titik 3 dolar AS per dosis.

Ilustrasi. [Foto: REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi

“Tidak ada negara kaya atau miskin, yang harus dibiarkan dalam antrean terkait dengan vaksin COVID-19; kolaborasi ini membawa kita selangkah lebih dekat untuk mencapai tujuan ini,” kata ketua Gavi Seth Berkley dalam sebuah pernyataan, AFP melaporkan seperti dilansir The Jakarta Post.

Karena sembilan kandidat vaksin sedang dalam uji coba tahap terakhir, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan upaya untuk menyediakan pengujian yang lebih cepat dan lebih murah ke negara-negara miskin.

WHO mengatakan pada hari Senin, 28 September 2020, bahwa sekitar 120 juta alat tes cepat COVID-19 akan tersedia untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah masing-masing dengan harga 5 dolar AS di bawah skema anggaran 600 juta dolar AS – selama pendanaan dapat dijamin.

Ilustrasi virus corona. [Foto: NEXU Science Communications via Reuters]

Kit tes COVID-19 itu dikatakan lebih cepat, lebih murah dan lebih mudah untuk mengelola daripada polymerase chain reaction (PCR) swab tests, tetapi juga kurang dapat diandalkan. Alat tes ini akan diluncurkan di 133 negara dalam enam bulan ke depan.

“Ini akan memungkinkan perluasan pengujian, terutama di daerah yang sulit dijangkau yang tidak memiliki fasilitas laboratorium atau petugas kesehatan yang cukup terlatih untuk melakukan tes PCR,” kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual.

Para ahli selama berbulan-bulan telah menyerukan adopsi luas dari teknologi berbiaya rendah ini sehingga orang dapat menguji diri mereka sendiri beberapa kali seminggu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Gadis Jepang Ini Lakukan Transformasi Wajah Lewat Operasi Plastik, Hasilnya Bikin Tercengang!

Kematian COVID-19 Capai 1 Juta Orang, Dirjen WHO: ‘Tak Ada Kata Terlambat Untuk Melawan Pandemi’